Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi Bos Generali Indonesia Soal Penjualan Asuransi Unit-Linked

Pengaturan ulang penjualan unit-linked oleh OJK membuat nasabah dalam produk asuransi berbalut investasi ini banyak melakukan penyesuaian.
Karyawati PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia melakukan aktifitas kerja beberapa waktu lalu. Bisnis/Dedi Gunawan
Karyawati PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia melakukan aktifitas kerja beberapa waktu lalu. Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) mencatat pendapatan premi yang berasal dari produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau lebih dikenal unit-linked mengalami penurunan.

CEO Generali Indonesia Edy Tuhirman menyebut proyeksi bisnis terhadap porsi unit-linked saat ini merupakan sebuah tantangan. Meski demikian, Edy menuturkan bahwa porsi unit-linked saat ini di Generali mengalami penurunan hingga porsinya tinggal 40 persen pada 3 bulan pertama 2023.

“Saya rasa unit-linked ini sesuatu yang sulit kami prediksi, karena kami belum tahu behavior customer seperti apa,” kata Edy usai acara bertajuk Kolaborasi Kebaikan Aku Berbagi x Pospay di Jakarta, Kamis (22/6/2023).

Edy menilai dengan adanya Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor 5 Tahun 2022 tentang PAYDI yang sudah aktif sejak Maret 2023 lalu telah mengubah perilaku masyarakat dalam membeli produk unit-linked.

“Mengenai hasil akhir seperti apa, kami lakukan yang terbaik, karena kami yakin dengan aturan ini [SEOJK PAYDI 5/2023] akan bertambah baik, sehingga akan terseleksi orang yang membeli unit-linked,” ujarnya.

Menurut Edy, SEOJK PAYDI tersebut membuat masyarakat akan terseleksi untuk membeli produk asuransi terbalut investasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

“Mau berapa besar [porsi unit-linked] pun, menurut saya tidak ada masalah, karena penetrasi asuransi kita rendah jadi kita harus meningkatkan bersama-sama. OJK sudah benar, jadi mari jaga kualitas bisnis sehingga orang yang beli unit-linked mengerti,” pungkasnya.

Jika merujuk laporan keuangan bulanan konvensional unaudited, Generali Indonesia mencatatkan pendapatan premi unit-linked senilai Rp519,17 miliar per Mei 2023. Perolehan itu menyusut 14,82 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama 2022 sebesar Rp609,52 miliar.

Selain itu, total aset PAYDI perusahaan juga terpantau turun dari Rp3,09 triliun pada Mei 2022 menjadi Rp2,46 triliun pada Mei 2023. Artinya, total aset yang dibukukan Generali Indonesia susut hingga 20,34 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper