Bisnis.com, JAKARTA— Sejumlah emiten multifinance memutuskan untuk membagi dividen dengan jumlah yang besar, seperti PT Clipan Finance Tbk. (CFIN) dan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. atau Adira Finance (ADMF). Keduanya mengungkapkan dampak pembagian dividen terhadap belanja modal dan ekspansi perusahaan.
Clipan Finance membagikan dividen tunai Rp398,4 miliar atau Rp100 per saham tahun buku 2022. Jumlah tersebut setara dengan 128 persen dari laba bersih tahun lalu yakni Rp310,72 miliar. Perseroan pun memastikan bahwa pembagian dividen dengan jumlah besar tak akan mempengaruhi belanja modal hingga ekspansi perusahaan.
“Enggak masalah karena ekuitas dan laba ditahan Clipan masih besar,” kata Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo kepada Bisnis, Jumat (30/6/2023).
Adapun posisi laba ditahan Clipan Finance mencapai Rp3,7 trilliun. Dengan jumlah tersebut, Harjanto menjelaskan perusahaan masih melaksanakan ekspansi dan proyek-proyek perbaikan proses kerja.
Sebelumnya, Harjanto juga menyinggung ada beberapa pertimbangan perseroan membagikan dividen besar. Terutama karena hasil kinerja laba CFIN pada 2022. Laba perusahaan melesat 571,02 persen secara tahunan dari periode yang sama tahun sebelumnya hanya meraup laba senilai Rp46,3 miliar.
“Harapannya rasio ROE [Return on Equity] akan jauh membaik,” kata Harjanto.
Selain itu, dia juga optimistis memproyeksikan pertumbuhan bisnis CFIN positif. Terlebih ada kenaikan pembiayaan CFIN pada Mei 2023, naik 30 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Tidak hanya itu, lanjut Harjanto, dengan pembagian dividen saat ini, mengisyaratkan bahwa saham CFIN liquid/menarik untuk menjadi pilihan investasi. Terlebih menurutnya sudah 10 tahun tidak ada pembagian dividen.
Di sisi lain, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) turut membagikan dividen sebesar Rp803 miliar berdasarkan RUPST yang digelar pada Selasa (4/4/2023). Perusahaan membagikan dividen sebesar 50 persen dari laba bersih perusahaan pada 2022 yakni 1,6 triliun.
Chief Financial Officer Adira Finance Sylvanus Gani Mendrofa mengatakan bahwa sisa yang tidak dibagikan sebagai dividen masih dalam jumlah yang mencukupi untuk melakukan investasi dan ekspansi bisnis sebagai eksekusi inisiatif non-jangka pendek.
“Adira sangat concern untuk menyisihkan dana sebagai investasi jangka menengah dan panjang, seperti capex IT, digitalisasi dan jaringan usaha juga jika diperlukan. Jadi besaran dividen 50 persen yang kemarin diputuskan April lalu pada RUPS sudah mempertimbangkan hal tersebut,” papar Gani kepada Bisnis, Jumat (30/6/2023).
Gani menambahkan terkait Capex IT perusahaan berada pada kisaran Rp140 miliar atau naik 40 persen dari tahun sebelumnya. Dia melakukan pihaknya memiliki perhatian untuk terus memperkuat dan melakukan modernisasi IT dan menciptakan cyber-resilience yang lebih baik jika memasukkan biaya Opex IT naik lebih signifikan lagi.
“Karena hal ini menjadi perhatian utama di tengah tantangan tersebut [kejahatan siber],” tandasnya.