Bisnis.com, JAKARTA — DPRD DKI Jakarta mengungkap alasan BUMD DKI PT Bank DKI tidak kunjung melaksanakan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam waktu dekat ini.
Ketua Komisi B DPRD DKI Ismail mengatakan untuk menuju IPO Bank DKI perlu memenuhi 38 langkah yang telah ditetapkan oleh otoritas. Namun, sejauh ini perusahaan telah menempuh 28 langkah yang artinya masih ada 10 langkah lagi yang harus dipenuhi Bank DKI untuk menjadi perusahaan terbuka (Tbk).
“Bank DKI harus menuntaskan 10 tahapan lagi. Di samping itu, tentunya perusahaan perlu menentukan waktu yang tepat,” ujar Ismail di Gedung DPRD DKI Jakarta, dikutip Minggu (9/7/2023).
Dia melanjutkan, untuk melaksanakan IPO Bank DKI tidak bisa mengambil sudut pandang subjektif saja, melainkan harus objektif. Sebab, aksi korporasi ini akan menentukan kedepan saham Bank DKI diminati masyarakat atau sebaliknya.
“Mengapa hingga saat ini belum juga tuntas karena ada beberapa faktor di antaranya berdasarkan pertimbangan dari para analis eksternal. Kita harus objektif tidak boleh subjektif dari internal bank DKI saja. Saat ini bukan waktu yang tepat karena harga nilai Bank DKI masih rendah,” jelasnya.
Ketika Bank DKI melakukan IPO di waktu yang tidak tepat, menurut Ismail, Bank DKI akan memberikan dampak kerugian kepada pihak-pihak tertentu, sehingga perlu untuk menentukan momentum.
“Makanya ditunggu pada kondisi yang baik dan tepat, maka di situlah bisa di eksekusi. Mudah-mudahan momentum tersebut bertepatan dengan ketika Bank DKI sudah menuntaskan 38 tahap yang sudah dipersiapkan,” jelasnya.
Mengutip dari Bloomberg, Bank DKI disebutkan telah merancang IPO dengan target dana sekitar US$150-US$200 juta atau setara Rp2,26 triliun hingga Rp3,01 triliun.
Sumber Bloomberg yang mengetahui rencana tersebut menyatakan Bank DKI bekerja sama dengan PT BCA Sekuritas dan PT CIMB Niaga Sekuritas Indonesia dalam potensi IPO di Bursa Efek Indonesia, yang bisa terjadi paling cepat tahun ini.
“PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan PT Sucor Sekuritas juga menjadi advisor Bank DKI terkait penjualan saham tersebut,” kata sumber Bloomberg.
Adapun diskusi go public berada pada tahap awal dan rincian IPO termasuk nilai dan jadwal dapat berubah. Perwakilan BCA, CIMB dan Sucor menolak berkomentar, sementara perwakilan Mirae tidak segera menanggapi permintaan komentar Bloomberg.
Jika IPO ini terealisasi, Bank DKI akan bergabung dengan rekan-rekannya seperti PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau dikenal sebagai Bank Sumut, untuk tercatat di BEI.