Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BCA Finance Masih Optimistis, Belum Ada Rencana Revisi Target Semester II

BCA Finance sejauh ini belum ada rencana mengubah target untuk semester II/2023.
Kantor BCA Finance/Istimewa
Kantor BCA Finance/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Central Asia Finance (BCA Finance) menanggapi soal prediksi melambatnya piutang pembiayaan multifinance pada semester II/2023, yang disampaikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK Bulan Juni 2023, Selasa (4/7/2023).

Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim mengatakan bahwa pihaknya sejauh ini belum ada rencana mengubah target untuk semester II/2023. Target booking pada semester II ini memang sedikit lebih rendah dari pembiayaan pada semester I. Namun, masih dalam target yang diproyeksikan perusahaan  

“Sejauh ini kami belum ada rencana merubah target untuk semester dua,” kata Roni kepada Bisnis, Senin (10/7//2023).

Adapun target pembiayaan BCA Finance pada tahun ini mencapai Rp37,2 triliun. Sementara itu pada semester I 2023 ditargetkan mencapai Rp20 triliun dan semester II Rp19 triliun. 

Kendati demikian, Roni mengatakan bahwa risiko non-performing financing (NPF) atau non-performing loan (NPL) memang ada. Namun, menurutnya masih bisa diatur. 

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono mengatakan bahwa pertumbuhan piutang pembiayaan industri multifinance pada semester II, diperkirakan tidak setinggi semester I/2023.

Menurutnya dengan berakhirnya status pandemi Covid-19, perusahaan Pembiayaan harus waspada terhadap perubahan profil risiko nasabah yang pada saat pandemi layak dibiayai karena sebagian persentase pendapatan dapat ditabung, misalnya biaya transportasi bagi pekerja/profesional. 

“Situasi ini langsung atau tidak langsung mempengaruhi delinquency rate nasabah yang memiliki fixed income tersebut,” kata Ogi. 

Dia melanjutkan bahwa NPF bisa jadi bergerak sedikit naik, tetapi masih disimpulkan bahwa risiko pembiayaan masih cukup terkendali. Berdasarkan data Laporan Bulanan Perusahaan Pembiayaan, piutang pembiayaan tumbuh menjadi Rp441,23 triliun dari Rp379,11 triliun per Mei 2022 atau tumbuh sebesar 16,38 persen yoy atau tumbuh sebesar 6,10 persen ytd

Dengan mempertimbangkan realisasi pembiayaan sampai dengan Mei tersebut, OJK menilai target pertumbuhan piutang pembiayaan sebesar 15 persen untuk tahun 2023 masih cukup realistis.

“Pertumbuhan piutang pembiayaan ini dikontribusi oleh penyaluran pembiayaan di sektor produktif baik pembiayaan investasi dan pembiayaan modal kerja,” kata Ogi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper