Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. meluncurkan layanan digital carbon tracking dan dan kartu debit serta kartu prabayar daur ulang sebagai salah satu upaya untuk mendukung transisi menuju Indonesia Net Zero Emission (NZE) 2060.
Peluncuran inisiatif dan produk berkelanjutan tersebut dilangsungkan dalam ESG Festival 2023 yang digelar Bank Mandiri secara hybrid di Jakarta, Rabu (12/7/2023). Mandiri ESG Festival merupakan realisasi komitmen dalam mencapai NZE Operasional pada 2030, emisi pembiayaan pada 2060, dan memberdayakan digipreneurship dengan mengedepankan prinsip-prinsip environment, social and governance (ESG).
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan perseroan secara konsisten mendorong praktik sustainable banking untuk mendukung transisi menuju Indonesia NZE 2060 yang menjadi komitmen masyarakat global termasuk Indonesia.
“Sebagai first movers on sustainable banking di Indonesia, perseroan berharap mendapatkan dukungan seluruh stakeholder untuk menjadi Indonesia’s Sustainability Champion for Better Future,” ungkapnya saat membuka Mandiri ESG Festival.
Dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip ESG, jelas Darmawan, Bank Mandiri menerapkan tiga pilar utama utama. Pertama adalah pilar sustainable operation.
Pilar ini direalisasikan melalui berbagai inisiatif dan produk berkelanjutan. Untuk itu, Bank Mandiri merilis digital carbon tracking, kartu debit dan kartu prabayar e-Money dari bahan PVC daur ulang, cardless credit card (kartu kredit non-fisik), dan carbon insetting melalui restorasi lahan.
Baca Juga
Bank Mandiri juga berkolaborasi dengan perusahaan anak, Mandiri Tunas Finance dan Mandiri Utama Finance dalam menciptakan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) melalui fitur EV di Livin’ Sukha dan Promosi EV di Livin’ dan Kopra hingga Agustus 2023.
“Inisiatif ini sekaligus menjadikan Bank Mandiri sebagai bank pertama yang memiliki digital carbon tracking, serta menerbitkan kartu debit dan kartu prabayar e-Money dari bahan plastik PVC daur ulang,” ujarnya.
Melalui digital carbon tracking, seluruh stakeholder nantinya dapat melihat secara real-time jumlah karbon yang dihasilkan dan emisi yang berhasil dikurangi oleh Bank Mandiri secara operasional.
Sementara itu, sustainable card yang diterbitkan merupakan salah satu upaya Bank Mandiri dalam mengatasi sampah plastik yang merupakan masalah serius di Indonesia.
Darmawan mengatakan pilar kedua adalah sustainable banking dengan fokus mengakselerasi Indonesia’s Green Economy melalui pengembangan pembiayaan dan produk keuangan berkelanjutan.
Bank Mandiri telah menerbitkan Sustainability Bond 2021, Green Bond 2023, ESG Repo, penyaluran green loan dan sustainability linked loan, serta peluncuran produk reksa dana berbasis ESG oleh Mandiri Investasi (Mandiri Group) dan dipasarkan pada Livin’ Investasi sejak 2021.
“Hal yang tak kalah penting adalah pilar ketiga yaitu sustainable beyond banking. Bank Mandiri berupaya membangun serta menanamkan ESG awareness, baik untuk internal, nasabah, maupun seluruh pemangku kepentingan agar bersama-sama menyukseskan pencapaian NZE 2060.”
Adapun, Mandiri ESG Festival merupakan penyampaian komitmen, aksi, serta rencana Bank Mandiri dalam menerapkan prinsip-prinsip ESG. Kegiatan ini melibatkan ribuan peserta dari para pemangku kepentingan yang beragam, dari regulator, dunia usaha, nasabah, hingga Mandirian (karyawan Bank Mandiri).
Selain memperkenalkan serangkaian inisiatif dan produk berkelanjutan, Mandiri ESG Festival juga menghadirkan para ahli dari regulator dengan menggelar talkshow bertajuk “Navigating the Climate Crisis” bersama PT Pertamina Power Indonesia, Bursa Efek Indonesia (IDX), serta Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin).
Mandiri ESG Festival menjadi wadah komunikasi dan menciptakan strategi keberlanjutan serta menciptakan kolaborasi di masa depan dengan seluruh stakeholder dalam memitigasi perubahan iklim yang tengah melanda dunia dengan menerapkan bisnis berkelanjutan yang ramah lingkungan.