Bisnis.com, JAKARTA - Di Indonesia, sebagian besar konglomerat menyadari entitas perbankan menjadi salah satu portofolio bisnis yang wajib dimiliki lantaran memiliki pertumbuhan yang kuat.
Pasalnya, bisnis perbankan memiliki keterkaitan yang kuat dengan industri lain, seperti sektor riil, perdagangan, properti, dan investasi.
Dalam konteks kepemilikan konglomerat terhadap entitas perbankan, ada dua cara umum di mana konglomerat memiliki kepemilikan secara langsung ataupun melalui entitas lain yang merupakan kepanjangan tangan dari sang konglomerat.
Bisnis pun menghimpun daftar sejumlah orang kaya yang memiliki bank di Tanah Air, berikut daftarnya:
Hartono Bersaudara
Robert Budi Hartono dan Michael Hartono masih menjadi orang terkaya nomor satu di Indonesia. Saat ini, Hartono bersaudara memang berinvestasi di PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA).
Robert Budi Hartono tercatat memiliki jumlah kekayaan yang melesat hingga US$26,1 miliar atau Rp395,7 triliun. Sementara sang saudara, Michael Hartono yang berada di posisi kedua memiliki harta sebesar US$24,9 miliar atau Rp377,5 triliun.
Keluarga Hartono diketahui telah membeli saham BCA setelah keluarga Salim kehilangan kendali terhadap bank selama krisis ekonomi Asia 1997-1998.
Kini BCA menjadi bank terbesar ketiga dari sisi aset dan bank swasta terbesar di Indonesia. Pada Maret 2023, aset bank BCA tercatat senilai Rp1.321,72 triliun, naik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp1.259,43 triliun. Adapun, BCA memiliki bank digital melalui anak usaha, bernama Blu yang dikembangkan oleh PT BCA Digital.
Chairul Tanjung
Tidak hanya pemilik dari CT Corp, Chairul Tanjung atau lebih dikenal dengan sebutan CT merupakan pengusaha yang memiliki bisnis di berbagai sektor.
Terbaru, Chairul Tanjung berada di urutan ketujuh orang terkaya di Indonesia. Kekayaannya mencapai US$5 miliar atau Rp75,8 triliun
CT juga pemilik bank tersohor di Indonesia yakni Bank Mega. Selain Bank Mega, CT juga memiliki perusahaan di bidang perbankan yakni PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI).
Dato Sri Tahir
Dato Sri Tahir adalah pemilik Bank Mayapada. Dirinya berbagi kepemilikan struktur pengendali saham PT Bank Mayapada Internasional Tbk dengan perusahaan asal Taiwan, yaitu Cathay Insurance.
Berdasarkan Forbes, Tahir tercatat memiliki kekayaan senilai US$5,1 miliar atau sekitar Rp76,22 triliun (kurs Rp14.945).
Kabar terbaru menyebutkan Bank Mayapada (MAYA) telah mendapatkan suntikan dana Rp3 triliun dari Dato' Sri Tahir selaku pemegang saham pengendali. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, suntikan dana itu akan mampu mendongkrak kinerja keuangan bank.
Hary Tanoe
Melansir dari Bisnis, sebelum menjadi Bank MNC milik Hary Tanoe, nyatanya perseroan ini memiliki cerita yang panjang. Bank MNC awalnya bernama Bank Bumiputera yang perusahaan asuransi AJB Bumiputera pada 1989.
Bank Bumiputera menjadi perusahaan publik pada 2002. Setelah melantai di bursa atau IPO, bank ini mengalami beberapa perubahan kepemilikan. Pada April 2014, sebanyak 24 persen saham BABP dilepas ke Hary Tanoesudibjo melalui MNC Kapital.
Setelah Hary Tanoe resmi masuk sebagai pemegang saham, PT Bank ICB Bumiputera pun berubah nama menjadi Bank MNC International. Hary Tanoe diketahui memiliki kekayaan sekitar Rp16 triliun.
James Riady
PT Bank Nationalnobu Tbk. atau Bank Nobu (NOBU) dimiliki oleh taipan James Riady. Sosoknya melalui PT Putera Mulia Indonesia (PMI) menjadi resmi menjadi pemegang saham pengendali (PSP) terakhir atau ultimate shareholder Bank Nobu, menggantikan ayahnya Mochtar Riady.
Saat ini, komposisi pemegang saham Bank Nobu terdiri dari PT Putera Mulia Indonesia (23,88 persen), PT Prima Cakrawala Sentosa (18,88 persen), PT Matahari Department Store Tbk. (15,82 persen), OCBC Securities Pte Ltd Client A/C (11,22 persen).
Lalu, Nomura Securities Co Ltd A/C Client (9,31 persen), PT Lippo General Insurance Tbk. (7.33 persen), dan masyarakat (masing-masing di bawah lima persen) sebesar 13,57 persen.
Keluarga Mochtar Riady berada di urutan 18 orang terkaya di Indonesia versi Forbes dengan kekayaan senilai US$1,5 miliar atau sekitar Rp22,42 triliun.
Eka Tjipta Widjaja
Bank Sinar Mas berdiri di bawah bendera Sinar Mas Group, salah satu bank swasta cukup ternama. Bank ini didirikan oleh mendiang Eka Tjipta Widjaja dan didirikan pada 18 Agustus 1989.
Awalnya bernama PT Bank Shinta Indonesia, tetapi kemudian berubah menjadi Bank Sinar Mas.
Dilansir dari situs Sinarmas, pada 2018 Eka Tjipta Widjaja sempat menduduki peringkat ke-2 sebagai orang terkaya di Indonesia versi majalah Globe Asia dengan kekayaan mencapai US$13,9 miliar atau sekitar Rp207,73 triliun. Eka Tjipta Widjaja tutup usia pada Sabtu, 26 Januari 2019 silam pada usia 97 tahun
Anthony Salim
Konglomerat Anthony Salim, merupakan pemilik PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA). Harta kekayaan Anthony tercatat sebesar US$5,45 miliar atau setara dengan Rp82,7 triliun per Januari 2023.
Berdasarkan pemegang saham, saham Bank Ina dipegang oleh PT Indolide Pensiontama 22,83 persen, masyarakat 20,63 persen.
Lalu, PT Samudera Biru 18,16 persen, UOB Kay Hian Pte Ltd sebesar 16,86 persen, PT Gaya Hidup Masa Kini sebesar 11,84 persen hingga DBS Bank LTD S/A LTSL AS Trustee of NS Financial Fund senilai 9,67 persen.
Jerry Ng
Bankir veteran Jerry Ng, mendapatkan kekayaannya dari saham di PT Bank Jago Tbk. (ARTO). Lantaran, dia mengakuisisi saham yang kemudian disebut Bank Artos pada Desember 2019.
Bank Jago kemudian bertransformasi menjadi bank digital dan ingin bekerja sama dengan perusahaan fintech kecil dan menengah. Diketahui Ng sebelumnya memegang posisi teratas di Bank Danamon Indonesia dan Bank Central Asia.
Jerry Ng pada akhir 2022 menduduki peringkat ke-35 orang terkaya di Indonesia versi Forbes dengan kekayaan senilai US$1,2 miliar atau sekitar Rp18,72 triliun.
Mu'min Ali Gunawan
Kemudian, PT Bank Panin Tbk. (PNBN) milik konglomerat Mu'min Ali Gunawan. Saat ini diketahui berbagi kepemilikan dengan pemegang saham ANZ Group yang berasal dari Australia.
Dalam struktur pemegang saham, Mu'min Ali menjadi salah satu pengendali saham di Bank Panin lewat PT Panin Investment.
Mu'min Ali Gunawan bernama Tionghoa Lie Mo Ming. Sosok konglomerat di balik Grup Panin itu lahir pada 13 Maret 1939 di Jember dan menyelesaikan pendidikan Akademi Bisnis di Jakarta (1973).
Kanal Globe Asia mencatat harta salah satu orang terkaya di Indonesia ini mencapai US$1,3 miliar pada 2018 dan nilai ini diperkirakan melonjak seiring harga saham Bank Panin yang terus mendaki menembus rekor