Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan asuransi jiwa pelat merah, PT BNI Life Insurance atau BNI Life menyatakan produk bancassurance mampu mendominasi pendapatan premi perusahaan sepanjang enam bulan pertama 2023.
Direktur Keuangan BNI Life Eben Eser Nainggolan menyampaikan porsi premi yang diraup BNI Life melalui kanal bancassurance mampu mencapai 65 persen dari total pendapatan premi perusahaan pada Juni 2023.
Adapun hingga Juni 2023, total pendapatan premi BNI Life senilai Rp2,4 triliun. Artinya, BNI Life mampu mengantongi premi dari bisnis bancassurance senilai Rp1,56 triliun. Sedangkan sisanya, berasal dari lini bisnis lainnya seperti employee benefit dan agency.
“Sampai dengan Juni 2023, bisnis bancassurance berkontribusi 65 persen terhadap total pendapatan premi BNI Life,” ungkap Eben kepada Bisnis, Rabu (26/7/2023).
Berkaca dari perolehan premi yang diraih pada semester I/2023, BNI memproyeksi bisnis bancassurance memiliki potensi yang cerah ke depan.
“Menurut pandangan kami, bisnis bancassurance memiliki potensi yang sangat baik ke depannya, karena kerja sama bancassurance memberikan manfaat yang baik bagi bank dan asuransi,” ujarnya.
Baca Juga
Eben menuturkan bahwa BNI Life memiliki produk yang dijual melalui saluran pemasaran bancassurance bekerja sama dengan BNI sebagai induk perusahaan dan bank lainnya. Dalam hal ini, produk bancassurance dipasarkan kepada nasabah bank yang bekerja sama dengan perusahaan asuransi.
Di samping itu, Eben memandang bank dapat menjadi one stop solution bagi nasabah dalam menyediakan layanan keuangan dan asuransi mendapatkan akses database nasabah bank.
“Kehadiran bancassurance dapat memudahkan akses masyarakat dalam mendapatkan produk asuransi dengan mengunjungi kantor cabang dan penawaran dari telemarketing untuk bank yang bekerja sama dengan perusahaan asuransi,” katanya.
Lebih lanjut, Eben menambahkan bahwa kehadiran produk bancassurance juga dapat mengenalkan produk asuransi kepada masyarakat melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh bank dan asuransi.
Sebelumnya, Pengamat Asuransi Dedi Kristianto memandang prospek bancassurance di Indonesia merupakan sesuatu hal yang sangat menarik untuk dicermati, sejalan dengan penetrasi pasar asuransi yang masih rendah.
“Dalam analisa serta proyeksi ke depan, bisnis bancassurance akan tumbuh dengan signifikan, hal ini bukan tanpa alasan namun didasarkan pada beberapa parameter,” ungkap Dedi kepada Bisnis.
Parameter yang dimaksud di antaranya penetrasi pasar asuransi yang masih sangat rendah, yaitu di bawah 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), selain dari jumlah nasabah bank itu sangat besar yaitu sekitar 40-45 juta orang. Hal ini merupakan pangsa pasar yang potensial untuk digarap oleh perusahaan asuransi.
“Kalau kita perhatikan data tahun 2022 dari semua bank yang menjalankan bisnis bancassurance ini fee-based income mereka tumbuh dengan baik dan hal itu menopang income perbankan,” ujarnya.