Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah bank kecil seperti PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) dan PT Bank JTrust Indonesia Tbk. (BCIC) mencatatkan kinerja laba yang moncer pada semester I/2023. Pertumbuhan laba terjadi setelah bank mempertebal modal guna memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Bank Oke misalnya mencatatkan pertumbuhan laba pesat 122,76 persen atau dua kali lipat secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp11,45 miliar pada semester I/2023.
Direktur Kepatuhan Bank Oke Efdinal Alamsyah mengatakan peningkatan laba bersih emiten bank berkode DNAR itu tertutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan bunga kredit. DNAR sendiri telah mencatatkan peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) 38,99 persen yoy menjadi Rp293,62 miliar pada Juni 2023.
"Selain itu, adanya kenaikan dari pendapatan non-bunga terutama fee based income [pendapatan berbasis komisi]," ujar Efdinal kepada Bisnis pada Sabtu (29/7/2023).
Efdinal mengatakan perseroan optimis kinerja laba masih akan moncer hingga akhir tahun ini.
Bank Oke memproyeksikan laba bersih sekitar Rp30 miliar pada keseluruhan 2023.
Baca Juga
Kemudian, Bank JTrust Indonesia membukukan peningkatan laba hingga 477 persen yoy menjadi Rp90,6 miliar sepanjang pertengahan pertama tahun ini dari sebelumnya Rp15,71 miliar.
"Selama semester pertama 2023, bank terus melanjutkan rencana bisnis dengan melakukan ekspansi kredit secara prudent, meningkatkan simpanan nasabah, dan meningkatkan pendapatan bunga neto untuk menghasilkan keuntungan periode berjalan," ujar Direktur Utama Bank JTrust Indonesia Ritsuo Fukadai.
Kemudian, PT Bank Capital Indonesia Tbk. (BACA) mencatatkan pertumbuhan laba bersih 124,81 persen atau lebih dari dua kali lipat yoy menjadi Rp20,75 miliar pada semester I/2023.
Berdasarkan laporan keuangan, pertumbuhan pesat laba bank didorong oleh penyusutan beban bunga bersih 6,13 persen yoy menjadi Rp145,38 miliar pada kuartal II/2023. Kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) juga susut dari Rp5,5 miliar pada kuartal II/2022 menjadi Rp3 miliar pada kuartal II/2023.
Selain itu, PT Bank Victoria International Tbk. (BVIC) membukukan laba bersih Rp74,32 miliar pada semester I/2023, naik 4,51 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp71,11 miliar.
Laba bank ditopang oleh kinerja fee based income yang naik 33,7 persen yoy menjadi Rp51,37 miliar pada enam bulan pertama tahun ini. Impairment bank pun susut 43,91 persen yoy menjadi Rp109,51 miliar pada semester I/2023. Beban operasional lainnya juga turun 5,64 persen yoy menjadi Rp163,32 miliar.
Kinerja moncer laba bank-bank kecil diraih setelah upaya pemenuhan ketentuan modal inti Rp3 triliun dari OJK pada akhir tahun lalu. Berdasarkan Peraturan OJK No.12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum, bank wajib memiliki modal inti Rp3 triliun hingga akhir 2022.
Aksi mempertebal modal kemudian ditempuh oleh perbankan melalui sejumlah cara, mulai dari aksi penawaran umum terbatas (PUT) rights issue hingga merger.
Bank Oke misalnya memenuhi ketentuan modal inti setelah menyerap dana segar hasil rights issue. Bank Capital memenuhi ketentuan modal inti Rp3 triliun setelah menggelar private placement. Lalu Bank Victoria mengumumkan pemenuhan modal inti Rp3 triliun setelah transaksi divestasi PT Bank Victoria Syariah selesai digelar.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah mengatakan setelah modal menebal, kinerja bank kecil memang tidak langsung moncer. Bank kecil harus terus berbenah meningkatkan daya saingnya. “Modal yang memenuhi ketentuan saja sudah pasti tidak cukup. Mereka harus punya strategi dan program yang sangat bagus untuk bisa bersaing,” ungkap Piter.
Apalagi, tren suku bunga acuan Bank Indonesia yang masih tinggi menjadi tantangan tersendiri bagi bank kecil karena akan membuat likuiditas semakin ketat. "Kondisi ini terutama akan dirasakan oleh bank-bank kecil yang selama ini sudah mengalami likuiditas ketat," ujar Piter.