Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) telah mencatatkan penyusutan rugi bersih pada semester I/2023 menjadi Rp326,77 miliar. Capaian tersebut turun jauh 46,56 persen dibandingkan rugi bersih periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), yaitu Rp611,43 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan, penyusutan kerugian bank didorong oleh peningkatan pesat pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) hingga 152,07 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp1,37 triliun.
Pertumbuhan pendapatan bunga bank didorong oleh kinerja margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang melesat 599 basis poin (bps) menjadi 16,15 persen pada Juni 2023 dari level 10,16 persen pada Juni 2022.
Pendapatan lainnya pun melonjak lima kali lipat atau 406,59 persen yoy menjadi Rp142,81 miliar per Juni 2023.
Selain itu, emiten bank digital berkode BBYB ini menjadi lebih efisien. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) turun dari 156,75 persen pada Juni 2022 menjadi 115,99 persen pada Juni 2023. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
Dari sisi intermediasi, Bank Neo Commerce telah menyalurkan kredit Rp10,11 triliun pada semester I/2023, tumbuh pesat 43,6 persen yoy. Aset pun naik 36,62 persen yoy menjadi Rp19,62 triliun.
Baca Juga
Selanjutnya, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross BBYB naik dari 1,78 persen pada Juni 2022 menjadi 3,69 persen pada Juni 2023. NPL nett juga naik dari 1,41 persen pada Juni 2022 menjadi 2,02 persen pada Juni 2023.
Dari sisi pendanaan, BBYB telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp15,22 triliun pada semester I/2023, naik 37,86 persen yoy. Dana murah atau current account savings account (CASA) BBYB pun naik 20,7 persen yoy menjadi Rp3,79 triliun.