Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pembiayaan PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) atau BFI Finance berhasil meraih penghargaan di ajang Bisnis Indonesia Financial Award (BIFA) 2023, Kamis (24/8/2023).
Emiten pembiayaan bersandi saham BFIN itu mendapatkan penghargaan The Best Performance Multifinance sebagai perusahaan pembiayaan terbuka (multifinance go public) di BIFA 2023.
Pada semester I/2023, BFI Finance membukukan laba periode berjalan senilai Rp848,39 miliar. Laba yang diraih perusahaan tumbuh 2,35 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp828,92 miliar.
Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono menuturkan salah satu faktor pendorong laba perusahaan dipengaruhi dari pertumbuhan total pendapatan.
Emiten leasing milik Jerry Ng dan Boy Thohir dengan menggenggam 51,12 persen saham BFIN melalui Trinugraha Capital & Co SCA itu membukukan total pendapatan senilai Rp3,19 triliun pada semester I/2023, atau meningkat 30,34 persen yoy dari sebelumnya hanya bernilai Rp2,45 triliun.
“Laba perusahaan juga dipengaruhi dari piutang pembiayaan serta diimbangi dengan peningkatan biaya kredit,” ujar Sudjono kepada Bisnis, Kamis (27/7/2023).
Di sisi lain, Sudjono menyampaikan pertumbuhan portofolio BFI Finance masih didominasi oleh pembiayaan kendaraan bermotor roda empat.
Pada enam bulan pertama 2023, BFI Finance mencatat nilai pembiayaan baru sebesar Rp10,3 triliun, atau meningkat 20,8 persen yoy. Perinciannya, sebanyak 61,0 persen untuk pembiayaan modal kerja, multiguna sebesar 22,6 persen, investasi 14,5 persen, dan syariah 1,9 persen.
Selain itu, BFI Finance juga tetap konsisten menjaga risiko kredit yang tercermin dari rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) neto di level 0,79 persen per Juni 2023, sementara NPF bruto di level 1,94 persen.
“Rasio ini tercatat lebih baik dibandingkan NPF bruto rata-rata industri pembiayaan yang mencapai 2,63 persen per Mei 2023,” tambahnya.
Indikator kesehatan lainnya, seperti rasio return-on-asset (ROA) dan return-on-equity (ROE) BFI Finance masing-masing berada di posisi 8,7 persen dan 18,6 persen.
Sampai dengan akhir Juni 2023, total aset BFI Finance mengalami pertumbuhan sebesar 14,81 persen yoy dari Rp21,93 triliun menjadi Rp25,17 triliun.
Pertumbuhan aset perusahaan sejalan dengan naiknya piutang bersih (net receivables) sebesar 31,8 persen yoy dengan nilai Rp21 triliun.
Kemudian, total liabilitas yang ditanggung BFIN naik 22 persen yoy menjadi Rp16,07 triliun. Di sisi lain, perusahaan mampu meningkat ekuitas menjadi Rp9,1 triliun dari sebelumnya hanya Rp8,75 triliun, atau naik 3,98 persen yoy.
Sejalan dengan kinerja perusahaan pada pertengahan 2023, BFI Finance menargetkan dapat mencapai pembiayaan di atas rata-rata industri, sesuai target yang dicanangkan sebelumnya.
Mengutip dari laman resminya, perusahaan yang berdiri pada 1982 dengan nama PT Manufacturers Hanover Leasing Indonesia itu merupakan perusahaan kongsi antara Manufacturers Hanover Leasing Corporation dari Amerika Serikat dan pemegang saham lokal.
BFI Finance merupakan perusahaan pembiayaan terlama di Indonesia sekaligus menjadi perusahaan pembiayaan pertama yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia atau BEI). BFI Finance melakukan penawaran umum perdana pada Mei 1990.
Kemudian, setelah menjalankan proses restrukturisasi utang akibat krisis keuangan 1998, BFI Finance secara resmi berganti nama menjadi PT BFI Finance Indonesia Tbk. dengan kode saham BFIN pada 2001.