Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BNP Paribas Indonesia Cetak Laba Rp104,99 Miliar sepanjang Semester I/2023

Sepanjang semester I/2023 Bank BNP Paribas Indonesia membukukan laba bersih sebesar Rp104,99 miliar.
BNP Paribas/Istimewa
BNP Paribas/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank BNP Paribas Indonesia membukukan laba bersih sebesar Rp104,99 miliar selama semester I/2023. 

Capaian tersebut turun 27,23 persen (year-on-year/yoy) dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp144,27 miliar. 

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dikutip Bisnis, Sabtu (26/8/2023), pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) naik 51,78 persen menjadi Rp313,28 miliar dari yang sebelumnya Rp206,41 miliar. 

Tercatat, pendapatan bunga tumbuh signifikan 79,45 persen dari yang sebelumnya Rp303,97 miliar menjadi Rp545,48 miliar pada paruh pertama 2023. Sehingga, margin bunga bersih atau net interset margin (NIM) naik 71 basis poin (bps) ke level 2,49 persen dari 1,78 persen. 

Namun, terlihat dari adanya pelonjakan beban operasional selain bunga bersih menjadi Rp180,01 miliar pada Juni 2023, angka ini naik 441,82 persen dibanding yang sebelumnya Rp33,22 miliar pada Juni 2022. 

Alhasil, laba operasional turun 23,05 persen menjadi Rp133,27 miliar pada semester I/2023 dari periode yang sama tahun lalu Rp173,18 miliar. 

Selanjutnya, Bank BNP Paribas mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 22,94 persen menjadi Rp10,26 triliun (yoy), angka ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yaitu Rp8,34 triliun.

Aset Bank BNP Paribas Indonesia naik 7,57 persen (yoy) menjadi Rp23,53 triliun pada Juni 2023, dari sebelumnya Rp21,88 triliun pada Juni 2022.  

Seiring dengan adanya pertumbuhan pada sisi pendanaan, sejumlah rasio penting perusahaan terlihat mengalami perbaikan. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) mengalami penyusutan 156 basis poin (bps) menjadi ke level 68,41 persen (yoy)  pada semester I/2023 dari 69,97 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Tak hanya itu, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross ikut meramping, di mana mengalami penyusutan hingga 227 bps menjadi 0,88 persen dari 3,15 persen, disusul NPL net yang turun 21 bps menjadi 0,00 persen dari yang sebelumnya 0,21 persen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper