Bisnis.com, JAKARTA— PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG (Sinarmas MSIG Life) telah membayarkan klaim asuransi senilai Rp1,3 triliun pada semester I/2023.
Adapun porsi klaim paling banyak yang dibayarkan adalah untuk Produk Yang Dikaitkan dengan Invetasi (PAYDI) atau unit link.
Sementara itu, Director and Chief Agency, Corporate, & Sharia Business Officer Sinarmas MSIG Life Herman Sulistyo mengatakan untuk klaim kesehatan, penyakit kritis, dan manfaat meninggal dunia jumlahnya mencapai lebih dari Rp273 miliar.
“Manfaat terbesar diberikan kepada nasabah individu MSIG Life dengan sejumlah penyakit yang sangat beragam di antaranya diare, demam tifoid, radang usus buntu, dan demam berdarah,” kata Herman dalam Public Expose di Jakarta, Selasa (19/9/2023).
Di sisi lain, Herman mangatakan untuk nasabah kumpulan pembayaran manfaat terbesar diberikan atas Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), penyakit diare, dan demam. Dia menambahkan MSIG Life juga masih membayarkan klaim atas penyakit Covid-19 sepanjang Januari-Juni 2023.
Dari sisi premi tertulis bruto (GWP), produk tradisional mencatatkan kontribusi terbanyak per Juni 2023. Dari total Rp1,2 triliun, sebanyak Rp648 miliar berasal dari premi produk tradisional, sementara unit link hanya mencapai Rp552 miliar.
Baca Juga
Pada 2022, produk unit link masih mendominasi GWP yakni Rp1,74 triliun dari total Rp2,6 trillun. Sementara itu pada 2021, GWP perusahaan mencapai Rp3,6 triliun. Perinciannya produk unit link Rp2,7 triliun dan tradisional Rp900 miliar.
Director & Chief Operating & IT Officer Sinarmas MSIG Life Andrew Bain mengatakan banyaknya kontribusi premi dari produk tradisional sejalan dengan bisnis perusahaan. MSIG Life telah mengalihkan fokus penjualan dan pengembangan produk baru ke arah produk tradisional yang menyediakan proteksi.
Namun, perseroan tetap menyediakan produk yang berbasis investasi atau PAYDI setelah disesuaikan dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang baru.
Dia mengatakan pihaknya mengalihkan fokus tersebut lantaran kebutuhan akan proteksi asuransi semakin meningkat setelah pandemi Covid-19. Banyak masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya asuransi. “Sehingga terjadi peningkatan kebutuhan pasar [akan asuransi],” katanya