Bisnis.com, JAKARTA - Penyaluran kredit atau pembiayaan perbankan kembali rebound pada Agustus 2023 dengan pertumbuhan sebesar 9,06 persen secara tahunan (y-o-y). Perbankan syariah mencatatkan pertumbuhan pembiayaan yang lebih tinggi dari industri.
Secara total, pertumbuhan pada bulan kedelapan tahun ini lebih tinggi ketimbang Juli 2023 yang sebesar 8,54 persen yoy.
Dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada Kamis (21/8/2023), Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan secara industri kredit perbankan pada Agustus utamanya ditopang oleh kinerja sektor jasa dunia usaha, perdagangan, dan jasa sosial.
"Sejalan dengan pertumbuhan kredit perbankan secara agregat, pembiayaan syariah tumbuh tinggi mencapai 14,52 persen yoy," ujarnya.
Sementara itu, pertumbuhan kredit UMKM juga membaik mencapai 8,90 persen yoy, terutama berasal dari segmen mikro. Ke depan, BI terus memastikan kecukupan likuiditas perbankan, termasuk melalui kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM), untuk mendorong kredit/pembiayaan dunia usaha.
Perry menambahkan BI juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mendorong peningkatan penyaluran kredit/pembiayaan perbankan, terutama pada sektor-sektor yang memiliki daya ungkit pada perekonomian nasional.
"Yaitu sektor-sektor hilirisasi [minerba, pertanian, peternakan, dan perikanan], perumahan [termasuk perumahan rakyat], pariwisata, inklusif [termasuk UMKM dan KUR], ultra mikro [UMi], serta ekonomi hijau," jelasnya.
Sementara itu, bank syariah terbesar, PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) membukukan pertumbuhan pembiayaan yang lebih tinggi daripada industri, yaitu sebesar 16 persen yoy menjadi Rp221,9 triliun.
Aset BSI pun naik 13,08 persen yoy menjadi Rp313,61 triliun pada semester I/2023. Dari sisi pendanaan, tercatat BSI telah meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp252,52 triliun, naik 3,21 persen yoy.
Dari sisi laba, BRIS telah mencatatkan kinerja laba yang meningkat 32 persen menjadi Rp2,82 triliun pada semester I/2023, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,13 triliun.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengungkapkan sejumlah siasat agar laju laba itu bisa dipertahankan hingga akhir tahun. Menurut Hery, strategi pertama yang akan dijalankan perseroan adalah dengan fokus pada sisi pembiayaan.
"Kita ekspansi ke segmen yang bisa tumbuh sehat dan sustain," katanya dalam paparan kinerja BSI pada Selasa (19/9/2023).
Kedua, perbaikan kualitas pembiayaan. Ketiga, BSI fokus untuk meningkatkan transaksi banking, baik retail maupun wholesale. Hal ini dilakukan untuk meraup dana murah (current account savings account/CASA). BSI sendiri berupaya meningkatkan porsi CASA di atas 60 persen.