Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dijadwalkan mengakhiri perdagangan saham dengan nilai nominal lama di seluruh pasar pada hari ini (5/10/2023) sebelum efektif menjalankan aksi pemecahan nilai saham atau stock split. Jelang stock split, harga saham lama BBNI itu telah mencapai rekor tertinggi atau all time high.
Harga saham BBNI memang sedang dalam tren penguatan. Harga saham BBNI terparkir di level Rp10.375 pada penutupan perdagangan Rabu (4/10/2023), turun 0,48 persen dalam 24 jam terakhir.
Namun, dalam sepekan harga saham BBNI naik 4,01 persen. Dalam sebulan harga saham BBNI naik 7,79 persen. Lalu, sepanjang tahun berjalan atau secara year to date (ytd) harga saham BBNI naik 12,47 persen.
Harga saham BBNI juga telah mencapai all time high pada level Rp10.425 pada awal bulan ini. Direktur Utama BNI Royke Tumilaar juga mengatakan harga saham BBNI telah menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa atau sejak BBNI melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Menurutnya, secara konsensus, para analis bahkan menargetkan harga saham BBNI pada level di atas Rp11.000.
Ia mengatakan kondisi tersebut terjadi karena tingginya kepercayaan investor yang tercermin dari peningkatan likuiditas perdagangan harian. Tercatat, net foreign buy saham BBNI sebesar Rp3,21 triliun dengan market cap Rp193,48 triliun.
Baca Juga
"Kami mengapresiasi kepercayaan investor terhadap saham BNI ini. Kami tengah melaksanakan aksi korporasi stock split, dan tentunya akan membuat saham BNI semakin atraktif," ujarnya dalam keterangan tertulis pada beberapa waktu lalu.
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Frankie WP mengatakan kenaikan saham BBNI dalam sebulan terakhir ditopang oleh sentimen yang cukup kuat. Frankie mengatakan, BBNI masih ditopang oleh dua katalis, yaitu valuasi yang undervalued dan sentimen stock split.
“Dari segi valuasi, BBNI adalah bank paling undervalued di antara top 4 banks. Aksi korporasi BBNI yaitu stock split juga cukup menarik, dengan rasio 1:2 yang bakal menarik banyak investor ritel nantinya.” kata Frankie kepada Bisnis.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta juga menyampaikan tren kenaikan harga saham BBNI dipengaruhi oleh euforia aksi korporasi stock split.
“Sebenarnya, kenaikan harga saham BBNI lebih dipengaruhi oleh euforia terkait dengan pelaksanaan atau penyelenggaraan aksi korporasi stock split 1:2. Di sisi lain, sentimen negatif saham BBNI minim.” jelas Nafan kepada Bisnis.
BBNI memang akan menjalankan aksi stock split. Mengacu keputusan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) bulan lalu, stock split BBNI ditetapkan dalama rasio 1:2. Artinya, setiap pemegang 1 lembar saham BNI akan mendapatkan 2 lembar saham hasil pemecahan dengan nominal tercantum saat ini.
Stock split membuat nilai nominal per saham Seri A Dwiwarna dan Seri B BBNI berubah dari sebesar Rp7.500 menjadi Rp3.750. Sebanyak 1 saham Seri A Dwiwarna tetap dipertahankan sebagai saham Seri A Dwiwarna milik Negara Republik Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp3.750.
Kemudian, 1 saham Seri A Dwiwarna menjadi 1 saham Seri B milik Negara Republik Indonesia, dengan nominal sebesar Rp3.750 per saham. Sementara nilai nominal per Saham Seri C dari Rp375 menjadi Rp187,5.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Manajemen BBNI membeberkan jadwal stock split mereka sebagai berikut:
Tanggal efektif: 10 Oktober 2023
Akhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di seluruh pasar: 5 Oktober 2023
Mulai perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar reguler dan negosiasi: 6 Oktober 2023
Mulai perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar tunai: 10 Oktober 2023