Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah bank seperti PT Bank Panin Tbk. (PNBN) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) optimistis target pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) mereka tahun ini akan tercapai. Kebijakan likuiditas makroprudensial, salah satunya di sektor perumahan yang diluncurkan oleh Bank Indonesia (BI), menjadi alat pelecut target itu.
Presiden Direktur PaninBank Herwidayatmo mengatakan perseroan menargetkan pertumbuhan KPR 8 persen secara keseluruhan tahun ini. Menurutnya, dengan adanya insentif dari BI, target pun optimistis akan tercapai.
Di samping itu, Bank Panin akan melancarkan sejumlah strategi untuk mendongkrak KPR. "Tiap bank yang menawarkan KPR punya program sendiri-sendiri, kita yang penting layani nasabah sebaik mungkin. Bank Panin juga kerja sama dengan developer-developer tertentu," ujar Herwidayatmo minggu lalu di Jakarta.
Selain itu, bank menawarkan suku bunga yang kompetitif. "Ada program 5 tahun dengan bunga tetap. Kita berikan fix bunga sampai jatuh tempo angsuran. Ini untuk berikan kepastian," tuturnya.
Direktur Consumer Banking BCA Haryanto T. Budiman menargetkan KPR di BCA tumbuh dobel digit hingga 12 persen pada sisa akhir tahun. Khusus untuk KPR, BCA telah mencanangkan new booking Rp43 triliun sepanjang 2023.
Dalam menggenjot kreditnya, BCA mengandalkan strategi promo. BCA telah menggelar event bernama BCA Expo 2023. Pada acara tersebut, BCA menawarkan sejumlah promo di antaranya suku bunga KPR spesial mulai dari 2,75 persen fix 1 tahun.
Baca Juga
Adapun, terkait insentif dari BI terhadap KPR, Haryanto menilai insentif itu tidak memiliki dampak yang signifikan bagi BCA. Pasalnya, likuiditas yang dimiliki BCA saat ini sudah cukup memadai.
“Kalau kami [BCA] likuiditas kan banyak jadi insentif ini membantu tapi tidak critical. Namun, kami senang juga GWM [Giro Wajib Minimum] diturunkan untuk penyaluran KPR,” ujar Haryanto pada awak media usai agenda Seminar Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) Bank Indonesia di Jakarta, pekan lalu (4/10/2023).
Dia melanjutkan KLM ini akan sangat membantu bagi industri perbankan yang memiliki likuiditas yang belum memadai.
Bank lainnya, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) optimistis sampai akhir tahun bisa menyalurkan KPR subsidi 170.000 hingga 180.000 unit rumah, sementara untuk KPR nonsubsidi memasang target lebih dari 200.000 unit rumah pada tahun ini.
Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu mengaku bank-bank menengah seperti BTN sendiri seakan mendapat angin segar dari insentif BI dalam menggencarkan penyaluran kredit KPR.
“Ini menurut saya kayak angin segar, relaksasi ini mudah-mudahan bisa membuat intermediasinya tetap seperti yang direncanakan, karena kalau suku bunga ketat pasti pertumbuhan kredit kena [terdampak] ya, pasti lah,” ujarnya pada awak media usai agenda Seminar Insentif Likuiditas Makroprudensial di Jakarta, pekan lalu (4/10/2023).
Sebagaimana diketahui, BI akan menaikkan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) bagi perbankan yang menyalurkan kredit atau pembiayaan secara cepat ke sektor-sektor prioritas dari 280 basis poin (bps) atau 2,8 persen menjadi 400 bps (4 persen)
Adapun, bagi bank yang mencatatkan pertumbuhan kredit di sektor perumahan mencapai tiga hingga tujuh persen akan mendapat insentif hingga 50 bps (0,5 persen). Sementara, di atas 7 persen akan mendapat insentif sebesar 60 bps (0,6 persen).
Sementara berdasarkan data BI, penyaluran KPR perbankan per Agustus 2023 telah mencapai Rp690,4 triliun, naik 12,3 persen secara tahunan (year on year/yoy).