Bisnis.com, JAKARTA - Industri bank digital Tanah Air kembali menarik magnet investor asing. Bank digital dengan pengguna terbesar di Korea Selatan KakaoBank merambah bisnis global dengan akuisisi saham Superbank.
Keduanya telah mengumumkan secara resmi untuk menjalin kemitraan strategis melalui akuisisi saham bank digital milik PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) sebesar 10 persen oleh KakaoBank melalui penerbitan saham baru.
Sebagai informasi, saat ini KakaoBank, yang lahir pada awal 2016, menjadi bank digital dengan jumlah pengguna aktif bulanan terbesar di Negara Ginseng.
Chief Executive Officer KakaoBank Corp Yun Ho Young mengatakan investasi strategis dan kolaborasi bersama Superbank merupakan langkah pertama dari bisnis global KakaoBank.
“KakaoBank akan menciptakan masa depan keuangan dengan berkolaborasi bersama mitra terkemuka di Asia Tenggara untuk bersama-sama membangun platform teknologi finansial digital yang dimulai dengan Superbank di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi yang dirilis pada Selasa (10/10/2023).
Yun menyampaikan pihaknya berkomitmen untuk menciptakan sinergi antara teknologi finansial digital yang dimiliki KakaoBank dengan bisnis Grab di Asia Tenggara. Perusahaan ini juga bercita-cita membangun jaringan bank digital global melalui kemitraan teknologi dan layanan yang dimiliki.
Baca Juga
Superbank dipilih sebagai mitra KakaoBank salah satunya karena ekosistem yang dimiliki. Pasalnya, sejumlah pihak berada di belakang bank yang sebelumnya bernama Bank Fama tersebut, yaitu Grab, Singtel, dan Grup Emtek.
Pemegang saham Superbank memiliki penetrasi pasar yang cukup luas, termasuk penonton media multi-platform dan penjual all-commerce online di Emtek, serta jutaan pengguna platform Grab. Jangkauan Singtel meliputi 21 pasar, melayani jutaan pelanggan seluler dan perusahaan.
Direktur Utama Superbank Tigor M. Siahaan mengatakan pihaknya menyambut kerja sama strategis dengan KakaoBank. Menurutnya, kemitraan ini menandakan perpaduan keahlian internasional dengan potensi besar yang dimiliki Indonesia.
Lebih lanjut, Tigor menyampaikan dengan komitmen yang sama terhadap inklusi keuangan dan kemajuan berbasis teknologi, kemitraan ini tidak hanya memperkuat kemampuan Superbank, tetapi juga membawa perseroan lebih dekat dengan misi dalam melayani kebutuhan keuangan masyarakat underbanked, khususnya nasabah UMKM dan ritel.
"Kami menyambut KakaoBank sebagai pemegang saham strategis dan berharap dapat memanfaatkan keahlian mereka untuk memberikan solusi keuangan inovatif kepada konsumen Indonesia,” kata Tigor.
Dalam kemitraan ini, KakaoBank akan berkolaborasi secara aktif dalam pengembangan produk dan layanan Superbank. Tak hanya itu, Superbank juga diharapkan dapat merilis aplikasi ke publik pada tahun ini.
Menanggapi akuisisi saham Superbank oleh KakaoBank, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia Trioksa Siahaan menilai prospek sektor finansial Indonesia dengan penduduk besar dan pertumbuhan ekonomi yang baik, menjadi daya tarik utama bagi investor asing.
Investor berani masuk ke pasar Indonesia meskipun pasar bank digital belum menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan karena bank-bank konvensional ikut mengembangkan digitalisasi, terutama bank besar.
"Peluang ke depan adalah bagaimana dapat mengambil pasar dari bank konven dan tantangannya adalah apa yang baru, yang dapat ditawarkan dibandingkan dengan layanan yang sudah ada saat ini," jelasnya Rabu (11/10/2023).
Ahli pemasaran sekaligus Wakil Rektor I Universitas Prasetiya Mulya Agus W. Soehadi sebelumnya mengatakan dalam kurun waktu satu tahun ke depan, setidaknya akan ada lima bank digital baru yang hadir di Indonesia.
Persaingan pun akan semakin ketat dalam meraup pangsa pasar. Sementara, di tengah persaingan ketat, pada akhirnya layanan bank digital akan mirip satu sama lain. Dengan kondisi demikian, bank digital mesti memikirkan strategi untuk membuat nasabah bertahan.
“Cara lama seperti membakar uang untuk memberikan promosi atau benefit tertentu kepada nasabah sudah tidak terlalu efektif, dan tidak terlalu baik bagi keberlanjutan bisnis," ujar Agus.
Bank digital dituntut perlu menjalankan inovasi layanan dan produk. Bank-bank digital saat ini menurutnya masih berkompetisi dengan menghadirkan ekosistem layanan dan produk yang lengkap demi memenuhi kebutuhan setiap segmen konsumen.