Bisnis.com, JAKARTA -- Peta persaingan bank digital diyakini makin ketat usai sejumlah bank digital melakukan kemitraan strategis. Teranyar, ada PT Super Bank Indonesia dan PT Bank Jago Tbk. (ARTO).
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan terobosan ini menjadi titik balik yang signifikan dalam industri bank digital. Apalagi, untuk memenangkan persaingan dana murah, baginya dibutuhkan ekosistem yang luas dan kokoh.
“Bank digital yang tertanam dalam ekosistem adalah bisnis model yang ideal, [karena] bank digital berpeluang tumbuh secara eksponensial dan ekspansif dengan menempatkan diri di dalam ekosistem,” ujarnya pada Bisnis, Selasa (17/10/2023).
Lebih lanjut, dia menuturkan integrasi platform digital dan bank akan lebih bermakna apabila keduanya memiliki ikatan yang sangat kuat. Keterikatan ini tidak hanya berupa kolaborasi atau kemitraan biasa, tetapi juga melibatkan kepemilikan saham.
“Itulah mengapa GoTo memiliki ownership 21,9% di Bank Jago dan ini juga menjelaskan mengapa KakaoBank bergabung dengan Superbank yang ditopang penuh ekosistem Grab dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK),” ucapnya.
Amin juga menuturkan dengan mengingat pasar Indonesia secara bonus demografi didominasi oleh generasi milenial yang sangat terbiasa dan senang berinteraksi dengan produk-produk digital.
Maka, dengan inovasi yang terus dikembangkan oleh sejumlah perbankan, tentu akan menciptakan peluang besar bagi di sektor perbankan digital. “Bahkan ini bisa meningkatkan efisiensi hingga bisnis proses yang lebih singkat,” tambah Amin.
Tercatat, kedua bank memang melakukan pendekatan dengan berbagai macam arah. Misalnya, raksasa bank Korea, KakaoBank yang akan mengakuisisi 10 persen saham entitas bank digital milik PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) yakni Superbank melalui penerbitan saham baru.
Nantinya, KakaoBank pun bakal berkolaborasi secara aktif dalam pengembangan produk dan layanan Superbank. Termasuk, meluncurkan aplikasi Superbank ke publik tahun ini.
Selain itu, kemitraan ini bakal terjalin secara jangka panjang antara Superbank serta para pemegang sahamnya, termasuk Grab, Singtel, dan Grup Emtek.
Direktur Utama Superbank Tigor M. Siahaan pun menyambut baik soal rencana KakaoBank yang menjadi pemegang saham strategi. Bahkan, menurutnya kemitraan ini menandakan perpaduan keahlian internasional dengan potensi besar yang dimiliki Indonesia.
“Dengan komitmen yang sama terhadap inklusi keuangan dan kemajuan berbasis teknologi, kemitraan ini tidak hanya memperkuat kemampuan Superbank namun juga membawa kami lebih dekat dengan misi kami dalam melayani kebutuhan keuangan masyarakat underbanked, khususnya nasabah UMKM dan ritel,” ujarnya.
Sementara, PT Bank Jago Tbk. (ARTO) dan GoTo Finansial (Gopay) bakal meluncurkan fitur produk simpanan bersama bernama ‘GoPay Tabungan by Jago’ pada Rabu (18/10/2023).
Berdasarkan catatan Bisnis, fitur tabungan itu akan menghubungkan pemilik akun Gopay dengan Bank Jago. Melalui persetujuan pengguna, pemilik akun Gopay akan menjadi nasabah Bank Jago.
Demikian juga sebaliknya, pemilik rekening Bank Jago bakal memiliki akun Gopay, di mana nasabah tidak perlu lagi melakukan isi ulang saldo (top up), karena secara otomatis nasabah terintegrasi dengan dompet digital besutan GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) itu.
Sementara itu, secara khusus, Amin menilai, khusus ‘GoPay Tabungan by Jago’ ini merupakan suatu terobosan yang unik dan progresif dalam industri perbankan digital.
Pasalnya, kemitraan ini yang mampu mengintegrasikan keunggulan dompet digital (e-wallet) yang mudah dengan keunggulan dari layanan rekening bank.
Hal senada juga disampaikan Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah yang mengatakan bank yang akan memenangkan persaingan di era digital adalah mereka yang mampu mengembangkan ekosistem digital mereka.
“Bank Jago saya kira melangkah lebih maju dengan meluncurkan tabungan GoPay. Ini salah satu bentuk ekosistem yang dibutuhkan untuk memenangkan persaingan perbankan,” ucapnya pada Bisnis.