Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM) atau Bank Jatim telah mencatatkan laba bersih Rp1,09 triliun pada kuartal III/2023.
Capaian laba ini turun 9,02% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan dengan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,2 triliun.
Direktur Keuangan, Treasury, & Global Services Bank Jatim Edi Masrianto mengatakan penurunan laba bersih bank terpengaruh oleh tren suku bunga acuan tinggi. Selain itu, laba bank terpengaruh oleh kenaikan giro wajib minimum (GWM) menjadi 9% dari Bank Indonesia (BI).
"Tahun lalu GWM 5%, sekarang GWM 9%. Jadi ada soal di situ. Tapi itu inline dengan kondisi ekonomi global saat ini," kata Edi dalam paparan kinerja kuartal III/2023 Bank Jatim pada Senin (30/10/2023).
Adapun, Bank Jatim memang membukukan pendapatan bunga yang tumbuh 3,8% yoy jadi Rp5,27 triliun pada kuartal III/2023. Namun, beban bunga bank membengkak 19,67% jadi Rp1,7 triliun.
Alhasil, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) emiten bank berkode BJTM ini turun 2,37% yoy menjadi Rp3,57 triliun hingga September 2023.
Baca Juga
Sementara itu, biaya dana atau cost of fund Bank Jatim membengkak pada kuartal III/2023, dari 1,92% pada September 2022 menjadi 3,05% pada September 2023.
Rasio profitabilitas bank pun menyusut. Tercatat, tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) bank turun 15 basis poin (bps) ke level 1,87%. Tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) juga turun 190 bps ke level 13,95%.
Meski begitu, dari sisi intermediasi, Bank Jatim telah menyalurkan kredit Rp51,77 triliun pada kuartal III/2023, naik 12,61% yoy. Pertumbuhan kredit tertinggi Bank Jatim terjadi pada sektor produktif yakni komersial dan usaha kecil menengah (UKM) sebesar 25,44% yoy serta sektor konsumer sebesar 4,74% yoy.
"Kami rasa akses pembiayaan terhadap pelaku usaha harus dibuka selebar-lebarnya agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru. Pertumbuhan penyaluran kredit merupakan cerminan dari perekonomian yang berjalan dan menandakan adanya kenaikan permintaan barang dan jasa dari masyarakat,” kata Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman.
Seiring dengan pertumbuhan kredit, aset bank pun naik 8,69% yoy menjadi Rp107,03 triliun pada kuartal III/2023. Adapun, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross turun dari 3,72% pada September 2022 menjadi 2,74% pada September 2023. Namun, NPL net naik dari 0,99% menjadi 1,21%.
Dari sisi pendanaan, Bank Jatim telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp84,19 triliun, naik 1,46% yoy. Kenaikan DPK bank terdorong oleh deposito yang naik 11,56%, sementara giro turun 14,2% yoy.