Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengintip RBC Maipark dan Marein pada Kuartal III/2023

RBC dua perusahaan reasuransi Tanah Air yakni Maipark dan Marein berada pada posisi yang sangat sehat, namun terjadi gerak penurunan.
Karyawan beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Rabu (5/1/2021). Bisnis/Suselo Jati
Karyawan beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Rabu (5/1/2021). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — PT Reasuransi Maipark Indonesia (Maipark) mencatatkan tingkat Risk Based Capital (RBC) tertinggi di industri saat ini. Perseroan memiliki tingkat RBC mencapai 1018,90% pada kuartal III/2023. 

Namun demikian, RBC Maipark turun 5,8% apabila dibandingkan dengan kuartal III/2022 yang mencapai 1082,23%.

Direktur Utama Maipark Indonesia Kocu Andre Hutagalung mengatakan bahwa ini merupakan hal yang biasa. “RBC tidak statis, terus naik dan turun sepanjang tahun,” kata Kocu saat dihubungi Bisnis, Kamis (16/11/2023). 

Kocu menjelaskan bahwa penurunan 5,8% dari RBC 1.082% terlalu kecil untuk dipakai menggambarkan perubahan yang terjadi pada fundamental perusahaan. Dia menyebut bahwa RBC perseroan juga sangat kuat jauh di atas ketentuan yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni minimal 120%.

Kendati demikian, Kocu mengatakan pihaknya terus melakukan usaha-usaha untuk memastikan RBC berada pada tingkat yang sesuai dengan risiko yang dihadapi. Termasuk di dalamnya memastikan komposisi eksposure pada zona-zona gempa bumi yang tinggi tetap sesuai dengan proteksi yang dimiliki Maipark. 

Diketahui, Maipark membagi Indonesia dalam lima zona gempa yang digunakan untuk perhitungan tingkat premi. Zona 1 yang paling rendah tingkat risiko dan zona 5 yang paling tinggi tingkat risiko gempanya.

Pada kuartal III/2023, Maipark mencatatkan pendapatan premi bruto mencapai Rp143 miliar, angka tersebut naik 17,2% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yakni Rp122,8 miliar. 

Hasil underwriting perusahaan mencatatkan penurunan menjadi Rp64,6 miliar atau turun 1,67% dari Rp65,7 miliar. Laba perseroan meningkat 13,7% menjadi Rp39 miliar dari sebelumnya Rp34,7 miliar. 

Jumlah aset mencapai Rp928 miliar atau meningkat 7,6% dari Rp862 miliar. Dari sisi liabilitas yang ditanggung mencapai Rp181 miliar atau meningkat 7,7% dari Rp168 miliar. Jumlah ekuitasnya mencapai Rp692 miliar atau meningkat 6,95% dari Rp647 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper