Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) yang dikendalikan keluarga crazy rich Sampoerna tidak menggantungkan bisnis pada tren pemberian suku bunga tinggi yang justru akan membebani keuangan.
Direktur Information Technology Bank Sampoerna Hendra Rahardja menyebut karena sejak awal perseroan tidak ikut perang suku bunga, kondisi likuiditas pun tergolong memadai di tengah suku bunga acuan yang meningkat.
"Perhatiin deh, yang tahun lalu, bunga tabungan [bank] saja sampai 7% sekarang pasti sudah turun, sekarang yang masuk lagi [suku bunga] belasan pasti pemain baru karena itu cost tinggi. In the long term bunuh diri,” ujarnya pada awak media, Selasa (21/11/2023).
Menurutnya, bank yang menawarkan suku bunga tinggi cenderung merupakan pemain baru di perbankan Tanah Air yang tengah mendobrak pasar karena belum ada branding.
Sementara itu, Ekonom dan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyebut terdapat tiga risiko yang terjadi jika bunga bank terlalu tinggi.
Bhima menuturkan persaingan perbankan bakal menjadi tidak sehat karena yang ditawarkan adalah perlombaan bunga tinggi bukan terkait dengan pelayanan dan inovasi
Baca Juga
“Kedua, [suku bunga tinggi] juga membuat biaya bunga bank alias cost of fund menjadi lebih mahal sehingga bank harus menerapkan suku bunga tinggi ke debitur pinjaman,” ujarnya pada Bisnis yang dikutip Rabu (22/11/2023)
Tak hanya itu, persaingan bunga mahal makin membuat bank tidak efisien dan akhirnya sulit bersaing dengan pembiayaan perbankan di luar negeri. Pelaku usaha akhirnya lebih tertarik meminjam dari bank luar negeri yang bunganya lebih kompetitif dibanding bank domestik.
Adapun, Bhima memproyeksikan tren bunga tinggi ini diperkirakan masih berlangsung dalam tiga tahun ke depan
“Apalagi tren perebutan dana di pasar makin ketat, karena bank juga harus bersaing dengan surat utang pemerintah yang bunganya tinggi,” tuturnya.
Sebagai informasi, kini memang sejumlah bank berlayanan digital kerap menawarkan produk simpanan dengan suku bunga tinggi untuk menarik lebih banyak nasabah.
Misal, PT Krom Bank Indonesia Tbk. (BBSI) yang menawarkan produk simpanan dengan suku bunga deposito hingga 8,75% per tahun.
Bank besutan Kredivo ini diketahui telah merilis aplikasi Krom - Bank Digital di platform Google Play pada 6 Oktober 2023 dan diperbarui pada 20 Oktober 2023.
Teranyar, bank besutan Astra Group yakni PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) resmi meluncurkan layanan digital bernama Bank Saqu pada Senin (20/11/2023).
Tercatat, Bank Saqu juga menawarkan bunga simpanan tinggi hingga 10% kepada nasabahnya. Meski begitu, Presiden Direktur Bank Jasa Jakarta Leo Koesmanto mengatakan Bank Saqu menawarkan produk bunga tinggi hingga 10% di fitur Saku Booster karena didapatkan dari program loyalitas.
"Memang tinggi hingga 10%, tetapi itu didapatkan untuk aktivitas loyalty nasabah, bukan berarti saya simpan saya dapat bunga 10%. Itu bisa didapatkan di rekening untuk reward," katanya pada awak media dalam acara Peluncuran Bank Saqu: Inovasi Layanan Perbankan Digital.