Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendapatan Premi Unit Link Anjlok Rp18,54 Triliun secara Tahunan

Premi dari produk asuransi jiwa unit-linked masih tercatat menurun 22,4% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Konferensi Pers Kinerja Industri Asuransi Jiwa Periode Januari—September 2023 di Rumah AAJI, Jakarta, Rabu (29/11/2023)/Bisnis-Rika Anggraeni
Konferensi Pers Kinerja Industri Asuransi Jiwa Periode Januari—September 2023 di Rumah AAJI, Jakarta, Rabu (29/11/2023)/Bisnis-Rika Anggraeni

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyampaikan premi produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (Paydi) atau lebih dikenal dengan unit-linked masih mengalami kontraksi pada kuartal III/2023.

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon mengatakan premi dari produk asuransi jiwa unit-linked masih tercatat menurun 22,4% secara tahunan (year-on-year/yoy). Angkanya tertekan dari Rp82,91 triliun pada kuartal III/2022 menjadi Rp64,37 triliun pada periode yang sama tahun ini.

Sementara itu, premi asuransi tradisional mengalami pertumbuhan sebesar 12,5% yoy menjadi Rp67,67 triliun dari sebelumnya hanya Rp60,16 triliun.

Secara keseluruhan, AAJI mencatat total premi mencapai Rp132,04 triliun atau turun 7,7% yoy dari Rp143,08 triliun. Merosotnya pendapatan premi unit-linked ini menjadi sebab industri asuransi jiwa mengalami penurunan pendapatan pada sepanjang 9 bulan pertama 2023. AAJI mencatat

“Namun demikian, dapat kami sampaikan bahwa industri asuransi jiwa merupakan industri yang kuat, oleh karenanya kami tetap berkomitmen untuk senantiasa memenuhi setiap kewajibannya kepada para pemegang polis,” kata Budi dalam Konferensi Pers Kinerja Industri Asuransi Jiwa Periode Januari—September 2023 di Rumah AAJI, Jakarta, Rabu (29/11/2023).

Jika ditinjau dari tipe pembayaran, Budi menyampaikan 56,7% total pendapatan premi berasal dari premi reguler. Nilainya mencapai Rp74,83 triliun atau naik tipis 1,9% yoy. Sementara itu, premi tunggal turun 17,8% yoy menjadi Rp57,21 triliun.

“Dominasi pembayaran premi reguler semakin mendukung indikasi peningkatan pemahaman masyarakat akan fungsi utama asuransi jiwa sebagai proteksi jangka panjang,” ujarnya.

Dari sisi total pendapatan, industri asuransi jiwa mengalami penurunan 0,6% yoy menjadi Rp162,87 triliun pada kuartal III/2023 dari sebelumnya Rp163,88 triliun.

Sementara itu, Ketua Bidang Operational of Excellent, IT & Digital (Customer Centricity) AAJI Edy Tuhirman menyampaikan klaim dan manfaat yang telah dibayarkan oleh industri asuransi jiwa sepanjang mencapai Rp122,46 triliun yang disalurkan kepada 7,69 juta orang.

Eddy mengatakan bahwa klaim terkait asuransi kesehatan masih menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan jenis klaim lainnya.

Pada periode Januari—September 2023, jumlah klaim kesehatan yang dibayarkan oleh industri asuransi jiwa sebesar Rp15,24 triliun.

“Untuk pertama kalinya nilai klaim kesehatan lebih tinggi daripada klaim meninggal dunia. Klaim untuk asuransi kesehatan mengalami lonjakan yang cukup tinggi, yaitu sebesar 32,9% yoy,” ungkapnya.

Sampai dengan September 2023, AAJI mencatat rasio pembayaran klaim dengan pendapatan premi sudah mencapai 122%.

“Kami memandang hal ini perlu ditanggapi dengan serius agar industri asuransi jiwa dapat konsisten memberikan perlindungan yang maksimal kepada seluruh masyarakat Indonesia,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper