Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi BRI Life (BRI Life) menerapkan prinsip aman dalam strategi investasinya pada 2024. Anak perusahaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) tersebut akan memilih instrumen yang berisiko rendah.
Tak hanya itu, BRI Life juga memperhatikan likuiditas dalam penempatan investasinya, di mana dapat dijual atau dicairkan dengan cepat. Kemudian untuk berkelanjutan, perseroan juga tetap memperhatikan profitabilitas dalam berinvestasi.
“BRI Life melakukan kegiatan investasi dengan prinsip safety, liquidity dan profitability [keamanan, likuiditas dan profitabilitas],” kata Plt. Direktur Utama BRI Life I Dewa Gede Agung kepada Bisnis, Minggu (3/11/2023).
Dewa mengatakan bahwa pengelolaan neraca keuangan dan profesional dan akuntabel berdasarkan prinsip kehati-hatian penting dilakukan untuk memberikan keuntungan dan manfaat optimal bagi seluruh pihak yang berkepentingan (stakeholder).
Dewa menambahkan instrumen penempatan dari Aset Investasi BRI Life sampai dengan Oktober 2023 masih didominasi oleh Surat Utang Negara (SUN), obligasi, dan reksadana. Adapun porsi investasi SUN berada di atas 50% dari total aset investasi BRI Life.
“Komposisi penempatan tersebut berbeda dengan kondisi pada industri asuransi jiwa yang dominan menempatkan dalam komponen SUN dan saham,” katanya.
Baca Juga
Strategi tersebut tak banyak berubah dibandingkan dengan kinerja pada awal tahun 2023. Pada kuartal I/2023, BRI Life mencatatkan jumlah investasi mencapai Rp17,04 triliun. Angka tersebut tumbuh 14% secara tahunan (year-on-year/yoy) apabila dibandingkan dengan kuartal I/2022.
Mengutip laporan posisi keuangan unaudited perusahaan, per Maret 2023 komposisi investasi terbesar didominasi oleh surat berharga yang diterbitkan oleh negara RI.
Investasi jenis ini mencapai Rp8,85 triliun, tumbuh 45% secara yoy dari posisi sebelumnya Rp6,10 triliun. Selanjutnya, investasi pada saham juga terpantau tumbuh lima kali lipat mencapai Rp2,73 triliun pada kuartal I/2023 dari posisi pada kuartal I/2023 sebesar Rp406,57 miliar.