Bisnis.com, JAKARTA — Bank Saqu, layanan perbankan digital dari Bank Jasa Jakarta kian gencar menjaring pasar anak muda, utamanya dalam segmen produktif.
Teranyar, pihaknya melakukan kolaborasi dinamis dengan SEMASA, yang terkenal dalam mengkurasi pasar kreatif di Jakarta, menghadirkan SEMASAQU.
Presiden Direktur Bank Jasa Jakarta Leo Koesmanto menilai pasar kreatif merupakan wadah bisnis bagi para anak muda yang menjadi solopreneur yang mencakup pemilik usaha kecil, pekerja lepas, dan karyawan tetap dengan pekerjaan tambahan.
“Dengan lebih dari 130 merek lokal yang berpartisipasi dan pengalaman transaksi yang seamless dan menyenangkan lewat Bank Saqu, kami berkomitmen memberikan ruang kreativitas bagi para solopreneur untuk menciptakan peluang yang berarti bagi perjalanan bisnis mereka,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (11/12/2023).
Menurut Leo, Bank Saqu menyadari ambisi dan impian para generasi muda dan produktif yang sedang mencoba membangun bisnis.
Katanya, lewat SEMASAQU, pihaknya mendukung upaya mereka dengan menawarkan solusi keuangan yang dapat disesuaikan, demi menghidupkan semangat kewirausahaan agar generasi muda dapat meraih tujuan finansial yang baik.
Baca Juga
“SEMASAQU, yang merupakan kolaborasi Bank Saqu dan Semasa bukan hanya pasar kreatif yang memberikan akses untuk transaksi jual beli dan mendukung merek lokal Indonesia, tetapi juga menjadi wadah unik yang melibatkan komunitas dengan menyelenggarakan kelas inspirasi untuk para solopreneur, ” tutur Leo.
Sebagai informasi, di tengah upaya transformasi untuk bersaing dengan bank digital Bank Jasa Jakarta (BJJ) telah meraup keuntungan. Setidaknya hingga kuartal III/2023, BJJ telah meraup laba bersih Rp47,37 miliar.
Meski begitu, laba bank susut 10,53% pada September 2023 dibandingkan laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp52,95 miliar.
BJJ sebenarnya mencatatkan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang melesat 140,54% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp402,1 miliar pada kuartal III/2023. Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) bank pun naik dari 3,19% pada September 2022 menjadi 5,18% pada September 2023.
Namun, BJJ mencatatkan pembengkakan sejumlah beban. BJJ misalnya mencatatkan peningkatan beban tenaga kerja dari Rp75,74 miliar pada September 2022 menjadi Rp131,89 miliar pada September 2023.
Beban promosi juga membengkak dari Rp2,61 miliar menjadi Rp3,8 miliar. Sementara, beban lainnya melonjak dari Rp34,77 miliar menjadi Rp206,91 miliar. Alhasil, beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) naik dari 77,78% menjadi 89,3%. Semakin tinggi rasio BOPO menunjukkan semakin tidak efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
Sejalan dengan laba, aset bank turun 4,34% yoy menjadi Rp11,23 triliun pada kuartal III/2023. Simpanan nasabah juga turun 12,65% yoy menjadi Rp4,97 triliun.
Meski begitu, penyaluran kredit BJJ naik 21,81% yoy menjadi Rp2,96 triliun pada periode yang berakhir pada 30 September 2023.