Bisnis.com, JAKARTA — Pemegang saham PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) yakni UBS AG London melepas kepemilikan sahamnya di BNII. Dengan lepasnya UBS, masuk pemegang saham lainnya dengan porsi lebih dari 5%, yakni Vital Solution Fund.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Manajemen BNII melaporkan adanya transaksi penjualan kepemilikan saham UBS AG London sebanyak 13,95 miliar lembar saham dengan harga Rp252 per lembar kepada Multi Dynamic Fund, Global Agility Fund dan Vital Solution Fund.
Dari transaksi itu, UBS meraup nilai penjualan sahamnya sebesar Rp3,51 triliun. Namun, UBS lepas dari daftar pemegang saham BNII dengan porsi lebih dari 5%. Sebelum transaksi, UBS menggenggam saham di BNII 18,3%.
Lalu, Vital Solution Fund masuk sebagai pemegang saham dengan porsi di atas 5%. Tercatat, Vital Solution Fund menggenggam 6,65 miliar lembar saham di BNII dengan porsi kepemilikan 8,72%.
Sorak Financial Holding, Pte., Ltd. masih menjadi pemegang saham pengendali dengan porsi kepemilikan 45,02%. Maybank Offshore Corporate Services (Labuan), Sdn., Bhd. juga masih memiliki porsi saham di BNII 33,95%.
Adapun, porsi kepemilikan saham publik naik menjadi 12,29% dibandingkan sebelum adanya transaksi penjualan saham milik UBS sebesar 2,71%.
Baca Juga
"Informasi atau fakta material yang diungkapkan tidak memiliki dampak material terhadap kegiatan operasional dan kelangsungan usaha perseroan," kata Manajemen BNII di keterbukaan informasi pada Selasa (12/12/2023).
Maybank Indonesia sendiri memiliki kinerja moncer, setidaknya hingga kuartal III/2023. BNII telah membukukan laba bersih konsolidasi Rp1,24 triliun pada kuartal III/2023, naik 16,98% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan dengan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,06 triliun.
Sejalan dengan laba, aset Maybank Indonesia pun tumbuh 3,42% menjadi Rp170.05 triliun pada kuartal III/2023. Lalu, dari sisi intermediasi, Maybank Indonesia telah menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah Rp112,42 triliun, naik hampir 1%.
Dari sisi pendanaan, Maybank Indonesia telah meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp114,5 triliun, tumbuh 7%. Dana murah atau current account saving account (CASA) pun naik 1,5% dengan rasio terhadap DPK mencapai 49,1% pada September 2023.