Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Dua Perusahaan Asuransi di Bawah Konglomerasi Pertamina, Intip Strategi Bisnisnya

Perusahaan asuransi di bawah konglomerasi Pertamina menyiapkan strategi perluasan bisnis pada 2024 mendatang.
Peluncuran asuransi Pertalife./Istimewa
Peluncuran asuransi Pertalife./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA— Perusahaan asuransi di bawah konglomerasi Pertamina yakni PT Perta Life Insurance (PertaLife Insurance) dan PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk. (TUGU) atau Tugu Insurance mengungkap rencana bisnis pada 2024. Kedua perusahaan tersebut berencana untuk memperbesar pasar non captive mereka pada tahun depan.

Seperti diketahui, PertaLife dikendalikan melalui dana pensiun Pertamina. Tercatat kepemilikan dana pensiun Pertamina di asuransi jiwa PertaLife Insurance mencapai 71,39%. Sementara TUGU dimiliki langsung oleh Pertamina sebagai anak usaha. PT Pertamina (Persero) menggenggam 58,5% saham perusahaan.  

Hanindio W. Hadi, selaku Direktur Utama PertaLife Insurance mengungkap perusahaan akan terus meningkatkan target produksi premi pada 2024. 

Peningkatan premi tersebut diharapkan berasal dari produk unggulan asuransi kesehatan, program proteksi kecelakaan kerja, program pesangon, kompensasi, pensiun, dan program jaminan kematian seumur hidup, serta melalui perluasan produk syariah oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) PertaLife. Pola penjualan pun akan mulai digenjot secara digital disamping tradisional. 

“Hal tersebut di atas dilakukan untuk semakin memperbesar ceruk pasar non captive yang sudah dikelola sebesar 35%,” ungkap Hanindio kepada Bisnis, Rabu (13/12/2023). 

Hanindio mengatakan pihaknya berharap pasar non captive bisa menyeimbangkan portofolio sebanyak 48% pada 2024. Ini dilakukan melalui perluasan bisnis dari perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), baik secara direct maupun kerja sama resiprokal dengan pelaku asuransi di industri. 

Adapun untuk sisanya 52% diharapkan dari pasar captive perseroan yakni Pertamina  dan PT Timah Tbk. Hanindio berharap pasar captive bisa berkembang melalui sinergi antar Pertamina dan PT Timah Tbk. Terlebih PertaLife Insurance baru mengelola kurang dari 10% dari pangsa pasar yang ada di pasar captive. 

“PertaLife Insurance akan terus berupaya untuk dapat memperbesar bisnis dari entitas holding maupun subholding terutama di lingkungan Pertamina, di mana PertaLife Insurance akan memegang teguh komitmen untuk memberikan support terbaik, semangat bersinergi, dan berkolaborasi sebagai satu keluarga besar Pertamina,” tandasnya. 

Sedangkan Tugu disiapkan menyasar konglomerasi BUMN. “Pada 2024 peningkatan di sektor non captive, dari sisi korporasi kita akan menyasar di BUMN dan broker,” kata Direktur Keuangan & Layanan Korporat Tugu Insurance Emil Hakim dalam Public Expose virtual, Senin (11/12/2023). 

Diketahui dalam laporan keuangan pada kuartal III/2023, total premi bruto induk Tugu Insurance mengalami peningkatan sebesar 26% dari Rp2,7 triliun pada September 2022 menjadi Rp3,4 triliun pada September 2023. Adapun pasar captive berkontribusi sebanyak 35%, sementara non captive mencapai 65%. 

Di sisi lain, Presiden Direktur Tugu Insurance Tatang Nurhidayat dengan tetap mengoptimalkan produksi premi dari bisnis captive, perseroan juga terus meningkatkan kinerja dengan melakukan penetrasi ke pasar bisnis non-captive. Selain itu, dia menyebut madih ada fokus strategi 2023 yang akan dilakukan lagi pada 2024. 

Adapun beberapa fokus strategi yang dilakukan tahun ini antara lain pertama, inovasi produk dan channel distribution untuk penetrasi ke pasar UMKM dan BUMN. Kedua, Optimalisasi pengembangan bisnis non captive.

Ketiga, perusahaan melanjutkan program implementasi system ERP Finance & Acturial Engine dan persiapan implementasi IFRS 17 di 2025. Keempat, melanjutkan program transformasi digital untuk penyederhanaan dan digitalisasi proses bisnis. Sedangkan kelima, peningkatan kinerja portofolio investasi berupa aset keuangan dan penyertaan langsung di anak usaha.

Keenam, program pelatihan manajemen. Ketujuh, peningkatan kinerja saham TUGU melalui stock split. Sedangkan terakhirpersiapan rencana spin off Unit Usaha Syariah (UUS).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper