Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Victoria Syariah buka suara atas klaim PT Pool Advista Finance Tbk. (POLA) soal deposito yang tidak dibayarkan senilai Rp13,5 miliar.
Direktur Utama Bank Victoria Syariah Dery Januar menyanggah bahwa adanya penggelapan yang dilakukan oleh BVS. Menurutnya, data yang diklaim tidak tercatat di bank."Mereka mengklaim [dana] itu ada. Kan kita tahu, bahwa di bank itu semua pencatatan detail ada, nah sementara di bank tidak ada. Jadi, apa yang diklaim? Jadi agar jelas kita sampaikan ke polisi untuk melakukan penyidikan," ujarnya pada Bisnis, Selasa (19/12/2023).
Lebih lanjut, Dery menyebut, saat ini pihaknya terus mematuhi segala proses hukum sebab BVS sedang melakukan proses penyidikkan di Bareskim Polri. Sementara, terkait komunikasi dengan POLA, kata Dery, BVS lebih membatasi diri.
"Sekarang komunikasinya [POLA] dengan pengacara kami, karena sudah di ranah hukum. Jadi, kami membatasi diri untuk berkomunikasi. Karena, sejauh ini melalui surat menyurat sudah jelas, tapi selanjutnya pengacara yang menangani," sebutnya.
Dia pun melanjutkan, untuk posisi OJK sendiri terus memantau fakta yang ada, dan sangat menjaga kasus ini agar tidak berdampak kemanapun."Dan itu di Kepolisian lah yang akan membuktikan," tutupnya.
Sebagaimana diketahui, bank syariah yang mencatatkan laju pertumbuhan laba paling moncer adalah Bank Victoria Syariah yakni tumbuh hampir 17 kali lipat atau 1.586,49% yoy menjadi Rp23,1 miliar pada kuartal III/2023.
Baca Juga
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Bisnis, Selasa (19/12/2023) laba ditopang sejumlah faktor, salah satunya fee based income yang tumbuh 425,6% menjadi Rp5,23 miliar per Septembe 2023 dari yang sebelumnya Rp955 juta per September 2022.
Dari sisi pembiayaan, Bank Victoria Syariah juga mencatatkan Rp1,05 triliun per September 2023. Lalu, dari sisi pendanaan, Bank Victoria Syariah memperoleh dana pihak ketiga sebesar Rp1,51 triliun pada kuartal III/2023.
Selanjutnya, rasio profitabilitas Bank Victoria Syariah juga membaik. Tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) naik 230 bps menjadi 2,99% per September 2023 dari yang sebelumnya 0,69% pada September 2022. Tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) naik 122 basis poin, dari yang semula berada di level 0,23% menjadi 1,45%.