Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan tingkat inflasi pada akhir tahun akan mencapai 2,81%.
Tingkat inflasi pada akhir 2023 tersebut diperkirakan turun signifikan jika dibandingkan dengan inflasi pada tahun lalu yang mencapai 5,51%.
“Penurunan signifikan ini terutama disebabkan oleh penurunan harga bahan bakar dan energi global, yang mengakibatkan penurunan inflasi harga yang diatur pemerintah tahun ini,” kata Josua kepada Bisnis, dikutip Minggu (30/12/2023).
Josua mengatakan inflasi harga bergejolak, terutama pada harga pangan, diperkirakan tetap menjadi pendorong utama inflasi secara keseluruhan pada tahun ini.
Selain itu, Josua memperkirakan inflasi inti akan mengalami penurunan menjadi 1,83% secara tahunan pada Desember 2023, dibandingkan dengan 1,87% pada bulan sebelumnya.
Sementara pada 2024, Josua memproyeksikan laju inflasi akan terjaga dan berada dalam kisaran target yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 1,5-3,5%.
Baca Juga
Di sisi lain, menurutnya potensi dampak El Nino yang berkepanjangan dan penerapan cukai plastik dan minuman kemasan berpemanis perlu menjadi perhatian.
“Menurut perkiraan kami, tingkat inflasi diperkirakan akan menunjukkan peningkatan yang moderat dari perkiraan 2,81% pada akhir 2023 menjadi 3,17% pada akhir 2024,” katanya.
Josua mengatakan, meski inflasi pada 2024 diperkirakan meningkat, tapi angka yang diperkirakan masih berada dalam kisaran target.
Kondisi ini, imbuhnya, akan memberikan ruang bagi BI untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga acuan, terutama pada paruh kedua 2024.