Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menangkal Bangkrutnya Bank Perekonomian Kami

Sebuah peta jalan baru disiapkan oleh regulator untuk menangkal jatuhnya bank perekonomian rakyat (BPR) yang dinilai penting untuk perekonomian wilayah.
Arlina Laras, Fahmi Ahmad Burhan
Sabtu, 6 Januari 2024 | 11:44
Ilustrasi bank bangkrut./ Freepik
Ilustrasi bank bangkrut./ Freepik

Lebih lanjut, soal potensi IPO bagi BPR, kata Igor, ini merupakan poin strategis yang memberikan sumber daya finansial tambahan untuk mendukung ekspansi BPR, serta meningkatkan kepercayaan dari pihak-pihak terkait, termasuk investor dan nasabah.

Soal rencana bisnis, Universal BPR memiliki rencana bisnis besar pada 2024. Mulai dari merger sesama grup Universal BPR dan penguatan modal melalui IPO

Lebih lanjut, dirinya menyebut alasan untuk melakukan merger sesama grup Universal BPR antar provinsi adalah untuk efisiensi operasional, peningkatan skala & kapasitas, diversifikasi portfolio, penguatan modal dan keuangan, serta optimalisasi struktur perusahaan.

Meski demikian, dirinya mengatakan, implementasi peta jalan ini tentu akan diiringi dengan tantangan.

“Penyesuaian teknologi, pemenuhan regulasi, dan koordinasi lintas sektor akan menjadi elemen kunci untuk memastikan kesuksesan langkah ini,” ucapnya.

Sebagai catatan, berdasarkan data 2020-2022, Universal BPR mencatat total aset Rp. 1,33 triliun atau tumbuh 187%. Pertumbuhan ini didorong dengan pertumbuhan kredit serta Dana Pihak Ketiga (DPK). Tercatat pertumbuhan kredit sebesar Rp647 miliar atau tumbuh sebesar 180% 2020-2022. Adapun pertumbuhan DPK sebesar Rp659 miliar atau tumbuh sebesar 184%.

Kinerja Industri BPR

Berdasarkan Laporan Surveillance Perbankan Indonesia (LSPI) periode September 2023, kinerja BPR nyatanya masih menunjukkan kondisi yang cukup positif.

Tercatat, aset BPR pada September 2023 meningkat sebesar Rp190,32 triliun. Realisasi ini tumbuh 8,35% (yoy), dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp175,66 triliun.

Menariknya, peningkatan tersebut linear dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang juga meningkat dari tahun sebelumnya. Secara rinci, DPK BPR pada September 2023 tumbuh 9,57% (yoy) menjadi Rp134,67 triliun, meningkat dari Rp122,91 triliun pada September 2022.

Pertumbuhan dipicu oleh kenaikan pada komponen deposito yang meningkat menjadi Rp94,18 triliun atau tumbuh 11,09% (yoy) dibandingkan capaian periode tahun lalu sebesar Rp84,78 triliun per September 2022. Sedangkan, tabungan per September 2023 hanya tumbuh Rp44,81 triliun, melambat 6,19% (yoy) dibandingkan periode tahun sebelumnya yang tumbuh 13,85% (yoy).

“Adapun peningkatan pertumbuhan deposito antara lain dipengaruhi oleh naiknya suku bunga deposito BPR,” tulis laporan OJK yang dikutip, Jumat (29/12/2023).

Kemudian, dari segi kredit BPR pada September 2023 mencapai Rp137,97 triliun, tumbuh 9,45% (yoy) dari sebelumnya Rp126,05 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper