Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SRBI dari Bank Indonesia Tarik Dana Asing Rp7,22 Triliun, Lebih Besar dari SBN

Bank Indonesia mencatat instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) menarik dana asing sebesar Rp7,22 triliun hingga 11 Januari 2024.
Ilustrasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). JIBI/Bisnis
Ilustrasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). JIBI/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) menarik dana asing sebesar Rp7,22 triliun hingga 11 Januari 2024.

Jumlah tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan aliran modal asing yang masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan pasar saham.

Asisten Gubernur, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan bahwa sepanjang 2024, tercatat aliran masuk modal asing ke pasar SBN sebesar Rp3,11 triliun dan ke pasar saham sebesar Rp5,96 triliun.

“Berdasarkan data setelmen hingga 11 Januari 2024, nonresiden beli neto Rp3,11 triliun di pasar SBN, beli neto Rp5,96 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp7,22 triliun di SRBI,” katanya melalui keterangan resmi, dikutip Minggu (14/1/2024).

Berdasarkan data transaksi pada 8 hingga 11 Januari, BI mencatat asing juat neto sebesar Rp0,48 triliun di SRBI.

Pada saat yang sama, tercatat asing jual neto sebesar Rp3,21 triliun di pasar SBN, sementara beli neto Rp2,08 triliun di pasar saham.

Secara total, terjadi aliran modal keluar sebesar Rp1,61 triliun di pasar keuangan domestik pada periode 8 hingga 11 Januari 2024.

Sejalan dengan perkembangan tersebut, premi credit default swap (CDS)  Indonesia 5 tahun per 11 Januari 2024 sebesar 72,48 bps, turun dibandingkan per 4 Januari 2024 sebesar 74,98 bps.

Bisnis mencatat, nilai tukar rupiah pada perdagangan Jumat (12/1/2024) ditutup pada level Rp15.550 per dolar AS, melemah 0,01% atau 1,4 poin.

Erwin menyampaikan, BI dalam hal ini akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper