Bisnis.com, JAKARTA -- PT KB Bukopin Tbk. (BBKP) kembali melaporkan realisasi penggunaan dana yang dihimpun dari pasar modal melalui skema penawaran umum terbatas VI (PUT VI) alias right issue.
Berdasarkan keterbukaan informasi, BBKP telah meraup dana hasil right issue pada 2021 sebesar Rp7,04 triliun. Kemudian, terdapat biaya emisi atas right issue sebesar Rp4,2 miliar, sehingga hasil bersih dana right issue sebesar Rp7,04 triliun.
"Dana yang telah dihimpun tersebut digunakan sesuai dengan prospektus yang sudah dipublikasikan oleh perseroan," tulis Manajemen BBKP di keterbukaan informasi, Kamis (18/1/2024)
Adapun, porsiannya 16% untuk investasi dalam pengembangan IT dan 84% untuk ekspansi kredit baru berkualitas baik. Kredit ini difokuskan pada segmen ritel dan link bisnis UKM, Komersil dan Indonesi-Korea Business Link.
Rights issue melalui penawaran umum terbatas (PUT VI) pada 2021 silam ini merupakan aksi korporasi pertama semenjak KB Kookmin Bank asal Korea Selatan menjadi pemegang saham pengendali perseroan.
Lebih lanjut, dari total dana yang dihimpun tersebut, hingga posisi 31 Desember 2023, perseroan telah menggunakan dana untuk ekspansi kredit baru berkualitas sebesar Rp5,91 triliun dan Rp826,11 miliiar untuk pengembangan di bidang IT.
Baca Juga
Sebelumnya, Corporate Relation Department Head Adi Pribadi mengatakan transformasi secara menyeluruh yang dilakukan mencakup perbaikan fundamental, sistem core banking, digitalisasi hingga mekanisme penyaluran kredit yang lebih mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Seiring dengan transformasi, perseroan juga terus optimistis dengan perkembangan bisnis di tengah tren suku bunga acuan yang masih tinggi
“Rasio likuiditas kami masih sangat sehat, dimana indikator seperti AL/NCD dan AL/DPK masing-masing terus stabil diatas 250% dan 35%,” katanya pada Bisnis, Rabu (17/1/2024).
Bank KB Bukopin juga yakin masih dapat menjaga net interest margin sesuai target di tingkat margin yang optimal bagi shareholder. Tercatat, hingga September 2023, peningkatan pendapatan bunga yang dicatatkan KB Bukopin hingga 19,8% YoY menjadi Rp 3,2 Triliun.
“Untuk tahun 2024, kami optimis untuk dapat mencapai laba operasional sebelum pencadangan dan biaya akuisisi (Pre-Provision Operating Profit/PPOP) positif,” tutupnya.