Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Bank Jumbo (BBCA, BMRI, BBRI, BBNI) Kompak Loyo Sepekan Ini, Ada Apa?

Usai sempat menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah atau all time high (ATH), saham bank besar seperti BMRI, BBCA, BBRI, dan BBNI loyo dalam sepekan ini.
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja harga saham bank jumbo seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) hingga PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mengalami pelemahan dalam perdagangan sepekan ini atau dari Senin (15/1/2024) hingga Jumat (19/1/2024).

Berdasarkan data RTI Business, harga saham BBCA turun 0,52% pada penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat (19/1/2024) ke level Rp9.625. Sementara, dalam sepekan harga saham BBCA turun 0,77%.

Harga saham BMRI juga turun 0,76% dalam sepekan dan terparkir di level Rp6.525 pada penutupan perdagangan Jumat (19/1/2024).

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencatatkan penurunan harga saham 0,85% dalam sepekan dan ditutup di level Rp5.800. Lalu, harga saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) turun 1,79% dalam sepekan, ditutup di level Rp5.500.

Padahal, harga saham bank-bank jumbo tersebut moncer pada pekan-pekan sebelumnya di awal 2024, bahkan sempat menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah atau all time high (ATH). Harga saham BMRI misalnya tercatat sempat tembus rekor ATH di level Rp6.600. 

Awal tahun, harga saham BBCA juga sempat menyentuh rekor tertingginya, yaitu Rp9.725. Lalu, harga saham BBRI sempat mencicipi level baru sepanjang sejarah Rp5.850.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta mengatakan pelemahan harga saham kelompok bank dengan modal inti (KBMI) IV seperti BBCA dan BMRI dalam sepekan terakhir merupakan hal yang wajar. "Ini karena ada aksi profit taking," ujarnya kepada Bisnis pada Jumat (19/1/2024).

Aksi profit taking terjadi karena sejumlah sentimen, seperti meredanya euforia penurunan suku bunga acuan. Adapun, Bank Indonesia (BI) masih menahan suku bunga acuan atau BI rate di level 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 16-17 Januari 2024.

Meski begitu, harga saham bank-bank jumbo masih dinilai prospektif. "Pada 2024 ada potensi peningkatan kredit konsumer seiring dengan penerapan suku bunga acuan yang longgar dari bank sentral. Bank jumbo juga bisa mengurangi risiko kredit dan menekan NPL [nonperforming loan]. Bank jumbo juga rajin bagikan dividen dan ini menarik bagi para pelaku investor," kata Nafan. 

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani juga mengatakan bank jumbo seperti BBCA dan BMRI masih memiliki prospek bagus karena fundamental yang kuat serta valuasi yang menarik (undervalued) atau fairvalued.

"Prospek pada 2024 juga bagus karena secara historis kalau kita lihat saat kampanye pemilu salah satu best performer adalah sektor keuangan yaitu perbankan," ujar Arjun.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper