Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Bank Pada Awal 2024 Akan Lesu, Ada Apa?

Dalam laporan Survei Perbankan yang dirilis BI, penyaluran kredit baru pada kuartal I/2024 diperkirakan tumbuh positif meski tidak setinggi kuartal sebelumnya.
Pekerja melintas di depan kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta. - Bloomberg/Rosa Panggabean
Pekerja melintas di depan kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta. - Bloomberg/Rosa Panggabean

Bisnis.com, JAKARTA - Survei dari Bank Indonesia (BI) mengindikasikan penyaluran kredit baru dari perbankan yang melesu pada awal 2024. Hal ini terjadi seiring dengan kebijakan kredit yang ketat.

Dalam laporan Survei Perbankan yang dirilis BI, penyaluran kredit baru pada kuartal I/2024 diperkirakan tumbuh positif meski tidak setinggi kuartal sebelumnya.

Hal ini terindikasi dari saldo bersih tertimbang (SBT) prakiraan penyaluran kredit baru kuartal I/2024 yang sebesar 44,6%, tumbuh positif meski lebih rendah dibandingkan SBT 96,1% pada kuartal sebelumnya.

"Prakiraan tersebut memang sejalan dengan pola historis realisasi pertumbuhan kredit baru," tulis BI dalam laporannya pada Selasa (23/1/2024).

Adapun, dalam penyaluran kredit baru pada kuartal I/2024 ini yang menjadi prioritas perbankan adalah kredit modal kerja, diikuti oleh kredit investasi dan kredit konsumsi.

Pada jenis kredit konsumsi, penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) masih menjadi prioritas utama, diikuti oleh kredit multiguna dan kredit kendaraan bermotor. 

Berdasarkan sektornya, penyaluran kredit baru pada kuartal I/2024 diprioritaskan pada sektor industri pengolahan, sektor perdagangan besar dan eceran, serta sektor perantara keuangan.

Sementara itu, lesunya penyaluran kredit pada kuartal I/2024 sejalan dengan kebijakan penyaluran kredit yang juga diprakirakan sedikit lebih ketat dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) kuartal I/2024 yang bernilai positif sebesar 0,3%.

Standar penyaluran kredit yang lebih ketat dibandingkan kuartal sebelumnya diprakirakan terjadi pada hampir seluruh jenis kredit, kecuali KPR. Mayoritas aspek kebijakan penyaluran kredit diprakirakan mengetat dibandingkan kuartal sebelumnya, khususnya perjanjian kredit dan agunan. 

Lalu, kebijakan plafon kredit diprakirakan lebih longgar. Adapun kebijakan suku bunga kredit dan biaya persetujuan kredit diprakirakan tetap longgar.

Meski begitu, BI memproyeksikan sepanjang tahun ini pertumbuhan kredit perbankan diperkirakan moncer, tumbuh di kisaran 10% hingga 12%.

Sejumlah bank pun optimistis kredit akan moncer pada tahun ini.

"Untuk pertumbuhan kita lihat juga dari alokasi APBN [anggaran pendapatan dan belanja negara] pada 2024 untuk infrastruktur cukup besar. Mudah-mudahan itu bisa menggerakkan kegiatan-kegiatan ekonomi yang lain," kata Presiden Direktur PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) Taswin Zakaria pada akhir tahun lalu (29/11/2023).

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) Nixon L.P. Napitupulu mengatakan BTN memproyeksikan kinerja kredit tahun depan moncer, terutama KPR yang menjadi andalan. "BTN masih ke KPR, kita enggak ke mana-mana. KPR subsidi masih tumbuh, KPR non subsidi makin tumbuh," ujarnya.

Apalagi, menurutnya permintaan KPR terdorong oleh sejumlah insentif dari regulator dan pemerintah. "Stimulus dari pemerintah juga bagus, pasti penjualan naik," ujar Nixon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper