Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) menyampaikan sesuai dengan rencana bisnis bank (RBB), maka pertumbuhan kredit UMKM perseroan diproyeksikan tumbuh 12% pada 2024.
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menyebut untuk menjaga kualitas kredit, strategi penyaluran bakal difokuskan pada sektor prioritas, value chain, dan cross selling dengan mengutamakan budaya risiko untuk memperoleh ekspansi kredit yang berkualitas.
“Peningkatan kualitas pipeline juga menjadi hal utama dalam mendukung pertumbuhan kredit UMKM serta meningkatkan market share BNI khususnya untuk kredit UMKM,” katanya pada Bisnis, Senin (29/1/2024).
Adapun, Okki menuturkan upaya pemulihan dan penyelesaian kredit bermasalah akan dijalankan secara optimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku guna menjaga kualitas portofolio serta mendukung segmen UMKM sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi.
“Selama tahun 2023, BNI telah proaktif memberikan layanan solutif bagi setiap kebutuhan dan kondisi UMKM di masa pemulihan dan menjawab potensi pertumbuhan di masa depan,” ucapnya.
Sebagai informasi berdasarkan presentasi BNI, tercatat kredit UMKM perseroan mencapai Rp194,5 triliun sepanjang 2023
Baca Juga
Secara rinci, dalam segmen medium, yakni kredit entreprise mencapai Rp59,1 triliun, tubuh 3,9% dari periode tahun lalu yaitu Rp56,8 triliun. Lalu, segmen komersial menyentuh Rp50,5 triliun. Angka ini susut 9,1% dari yang sebelumnya Rp55,6 triliun.
Sedangkan, untuk segmen mikro alias small terbagi menjadi dua, yakni KUR atau dengan bukan KUR yang masing-masing senilai Rp44,1 triliun dan Rp40,8 triliun, turun 16,3% dan 8,3% secara tahunan.
Bila dilihat secara keseluruhan, BNI sendiri optimistis kredit dapat tumbuh dobel digit seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksi berada di level solid yakni 5%
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menyebut hal ini didukung konsumsi swasta dengan porsi 53% dari total PDB nasional dan diperkirakan akan makin menguat lantaran efek belanja pemilu, peningkatan gaji PNS dan realisasi belanja fiskal yang lebih agresif.
“Pertumbuhan kredit punya korelasi dengan PDB. Kami memproyeksikan loan demand meningkat di semester kedua didiorong oleh kredit consumer dan modal kerja,” ujarnya dalam Paparan Kinerja 2023, Jumat (26/1/2024).
Lanjutnya, pada 2024 selain membidik segmen korporasi dan consumer, perseroan juga melihat tingginya potensi pada segmen UMKM.
“Secara total kami memperkirakan kredit di kisaran 9-11% yang sejalan dengan proyeksi pertumbuhan kredit di industri,” ucap Novita.
Adapun, untuk mendukung ekspansi kredit, perseroan akan mendorong pertumbuhan DPK giro dan tabungan, melalui kanal dan layanan digital demi mengoptimalkan transaksi barbasis dana murah alias current account saving account (CASA) sebagai motor utama likuiditas dengan porsian yang terjaga di atas 70%.