Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Kamis, 14 Maret 2024.
Berdasarkan publikasi Harian Bisnis Indonesia Kamis (15/2/2024), rapat bakal diselenggarakan mulai pukul 09.30 WIB bertempat di Menara BCA, Grand Indonesia Jl. M.H Thamrin No. 1, Jakarta.
“Pemegang Saham Perseroan yang berhak hadir atau diwakili dalam Rapat Perseroan adalah yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham pada Selasa 13 Februari 2024, pukul 16.00 WIB,” tulis manajemen perseroan.
Nantinya, akan terdapat enam mata acara utama yang akan dibahas, salah satunya terkait penetapan penggunaan laba bersih perseroan yang bakal diusulkan sebagai pembagian dividen tunai
Ramalan Dividen untuk Pemegang Saham BCA (BBCA) 2024
Baca Juga
EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn sebelumnya mengatakan perseroan bakal mengkaji dividend payout ratio (DPR) untuk menjaga keseimbangan antara posisi permodalan yang kokoh, pengembangan bisnis bank maupun entitas anak
“Termasuk pemutakhiran standar dan teknologi keamanan, dan memberikan nilai tambah yang berkesinambungan kepada pemegang saham,” katanya pada Bisnis
Dia menuturkan, BCA senantiasa optimistis untuk menjaga pertumbuhan kinerja di tahun 2024, selaras dengan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif di tengah tantangan dan dinamika perekonomian dan geopolitik global.
Dalam riset MNC Sekuritas, bank jumbo Tanah Air diprediksi memiliki prospek kinerja yang cerah pada 2024. BBCA misalnya diprediksi mendapat rasio margin bunga bersih (net interest margin/NIM) tinggi melalui posisi dana murah alias current account savings account (CASA) yang kuat.
Berdasarkan catatan Bisnis, BCA biasanya membagikan dividen sebanyak dua kali untuk satu periode tahun buku keuangan sejak 2004. Pertama, perseroan membagikan dalam bentuk dividen interim yang biasanya diumumkan pada rentang September hingga Desember.
Kedua, BBCA membagikan dividen final yang diputuskan melalui rapat umum pemegang saham tahunan.
CEO Jooara Rencana Keuangan Gembong Suwito CSA CFP menilai prospek atas pembagian dividen yield bank jumbo Tanah Air sangat baik. Uuntuk perbankan swasta nasional terbesar yaitu PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), dirinya memprediksi dividen yield perseroan berada di kisaran 3-4%
“Capaian laba BCA naik 19% menjadi Rp48,6 triliun, Earnings per Share [EPS] dari 330 menjadi 395. Lalu, DPS [dividen per share] tahun 2022 kemarin di 205 alias 62,12%. Tentunya tahun 2023 DPS-nya lebih tinggi dengan range 230-250,” ucapnya pada Bisnis, (5/2/2024)
Sementara, dalam laporan bertajuk Equity Market Outlook 2024, Tim Ciptadana Sekuritas Asia dividend yield diperkirakan sebesar 1,8% untuk Tahun Buku 2023 dan 2,2% untuk Tahun Buku 2024
Berikut agenda RUPST BCA 2024:
1. Persetujuan atas Laporan Tahunan termasuk Laporan Keuangan Perseroan dan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir pada 31 Desember 2023 serta memberikan pelunasan dan pembebeasan tanggung jawab kepada anggota Direksi atas tindakan pengurusan dan kepada anggota Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengawasan yang dilakukan selama tahun buku yang berakhir 31 Desember 2023.
2. Penetapan penggunaan Laba Bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2023
“Penggunaan Laba Bersih Perseroan akan diusulkan untuk disisihkan sebagai dana cadangan, pembagian dividen tunai, dan sisa laba bersih yang tidak ditentukan penggunaannya akan ditetapkan sebagai laba ditahan," ungkap penjelasan manajemen BBCA.
3. Penetapan gaji atau honorarium atau tunjangan untuk tahun buku 2024 serta tantiem untuk tahun buku 2024 kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan
4. Penunjukkan Kantor Akuntan Publik Terdaftar, termasuk Akuntan Publik Terdaftar yang tergabung dalam KAP Terdaftar untuk mengaudit/memeriksa buku-buku Perseroan untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2024
5. Pemberian kuasa dan wewenang kepada Direksi untuk membayar dividen interim/sementara untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024
6. Persetujuan atas perubahan Recovery Plan Perseroan