Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) masih menyalurkan kredit ke sektor batu bara. Meski demikian, BCA juga akan mendukung transisi energi untuk target nol emisi bersih atau net zero emission (NZE).
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan BCA memang masih memiliki portofolio kredit ke sektor batu bara. Namun, dia mengungkapkan BCA mempunyai skema penilaian atas portofolio kredit ke segmen tersebut.
"Untuk batu bara ya kita bukan diturunkan [portofolio kredit]. Yang ada ya sudah, tapi yang baru mungkin kita tahan terlebih dahulu, mungkin ya, nanti kita lihat kebutuhannya," tutur Jahja setelah acara launching Panduan Climate Risk Management & Scenario Analysis (CRMS) pada Senin (5/3/2024) di Jakarta.
Meski dinilai sebagai sumber energi kotor, batu bara memang masih menjadi penggerak energi dunia. Adapun, saat ini dunia tengah dalam upaya peralihan kepada energi hijau atau green energy.
Sebelumnya, EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menjelaskan bahwa perseroan memiliki prosedur mitigasi risiko yang ketat, khususnya pada industri yang memiliki potensi risiko tinggi terhadap lingkungan, di antaranya sektor batu bara.
Hera menyebut salah satu caranya melalui penerbitan kebijakan sektoral khusus tambang batu bara, serta mengintegrasikan Environment & Social Risk Assessment (ESRA) secara bertahap kepada debitur dalam proses penilaian risiko kredit.
Baca Juga
"Terkait kredit untuk sektor batu bara, perseroan konsisten mendukung segala kebijakan pemerintah pada berbagai sektor yang sesuai dengan kaidah perbankan serta ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia dan juga sebagai intermediari keuangan untuk mendukung kedaulatan perekonomian nasional," ujarnya kepada Bisnis pada awal tahun ini (15/1/2024).
Komposisi kredit BCA untuk sektor batu bara sangat kecil atau kurang dari 1% dari total kredit yang disalurkan perseroan per September 2023. Pembiayaan ke sektor batu bara dilakukan dalam rangka mendukung penyediaan pasokan listrik bagi masyarakat diseluruh pelosok Indonesia.
Di tengah upaya transisi energi, BCA pun terus menggenjot penyaluran kredit hijau. Tercatat, BCA telah menyalurkan pembiayaan hijau Rp87 triliun pada 2023, naik 7% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Pembiayaan hijau BCA tersalurkan ke sejumlah proyek seperti sumber daya alam dan penggunaan lahan yang berkelanjutan Rp67,8 triliun, transportasi berkelanjutan Rp8 triliun, serta produk ramah lingkungan Rp5,3 triliun.
BCA juga telah menyalurkan pembiayaan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) sebanyak Rp1,27 triliun pada 2023, melonjak lima kali lipat.