Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) telah memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp10,45 triliun, dengan dividen per saham sebesar Rp280,49.
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BNI pada Senin (4/3/2024), BNI telah memutuskan untuk menebar 50% dari total laba bersih tahun 2023.
"RUPST telah menyetujui pembagian dividen 50% dari laba bersih tahun buku 2023 atau Rp10,45 triliun. Dengan demikian nilai dividen 280,49 per saham," ujar Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam konferensi pers RUPST BNI pada Senin (4/3/2024).
Selain untuk dividen, 50% dari laba lainnya dimanfaatkan BNI untuk saldo laba ditahan sebagai pengembangan usaha berkelanjutan. Adapun, nilai dividen BNI kali ini naik dibandingkan tahun lalu, di mana BNI menebar Rp7,3 atau 40% dari total laba bersih tahun buku 2022.
Royke mengatakan BNI meningkatkan rasio dividen tahun ini mempertimbangkan berbagai kondisi. Perseroan misalnya mampu mengelola rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) pada level 22% per Desember 2023.
"Jadi BNI punya kapasitas membagi dividen yang lebih besar sambil memenuhi kebutuhan bisnis BNI Group," ujarnya.
Baca Juga
BNI sendiri secara konsolidasi mencatatkan laba bersih sepanjang 2023 mencapai Rp21,11 triliun, naik 14,2% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibanding periode yang sama tahun lalu Rp18,48 triliun sepanjang 2022.
Pertumbuhan laba ini terdorong dari pendapatan bunga bersih secara konsolidasi yang mencapai Rp41,28 triliun sepanjang 2023. Laba perusahaan juga terdorong dari raihan fee based income yang mencapai Rp10,12 triliun.
BNI juga mencatatkan pendapatan lainnya yang tumbuh signifikan hingga 26,02% menjadi Rp6,09 triliun sepanjang 2023.