Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mega Tbk. (MEGA) memutuskan untuk menebar dividen sebesar Rp2,45 triliun kepada pemegang saham. Sementara, pemegang saham pengendalinya, konglomerat Chairul Tanjung melalui PT Mega Corpora akan mendapatkan dividen Rp1,42 triliun.
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Bank Mega yang digelar pada pekan lalu, 1 Maret 2023 memutuskan untuk memanfaatkan laba bank Rp3,51 triliun, sebagian besarnya untuk dividen.
"Sebesar Rp2,45 triliun akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen tunai," tulis Manajemen Bank Mega di keterbukaan informasi pada beberapa waktu lalu. Sisa laba yakni Rp1,05 triliun kemudian akan dibukukan sebagai saldo laba.
Berdasarkan jumlah saham beredar milik MEGA yakni 11,74 miliar lembar, maka dividen per saham Bank Mega mencapai Rp209,32.
Sementara, Chairul Tanjung diketahui mengendalikan MEGA melalui Mega Corpora. Saat ini, Mega Corpora menggenggam sebanyak 6,81 miliar saham MEGA, atau setara 58,02% kepemilikan. Sisa saham MEGA sebanyak 4,92 miliar dimiliki publik atau sebanyak 41,98% kepemilikan.
Dengan kepemilikan sahamnya di Bank Mega, maka Mega Corpora meraup Rp1,42 triliun dalam bentuk dividen.
Baca Juga
Raupan dividen yang diterima Chairul Tanjung lewat Mega Corpora tahun ini menyusut jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun lalu, Bank Mega membagikan dividen 70% dari laba tahun buku 2022 atau dividen Rp2,83 triliun.
Dengan nilai kepemilikan saham yang sama, Mega Corpora meraup dividen sebesar Rp1,64 triliun dari Bank Mega pada tahun lalu.
Turunnya nilai dividen Bank Mega pada tahun ini sejalan dengan penyusutan laba bank. Tercatat, Bank Mega telah berhasil membukukan laba bersih sepanjang 2023 sebesar Rp3,51 triliun, turun 13,33% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih pada 2022 sebesar Rp4,05 triliun.
Berdasarkan laporan keuangannya, kinerja laba yang jeblok itu dikarenakan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) MEGA yang juga susut 5,63% yoy menjadi Rp5,53 triliun.
Pendapatan berbasis komisi atau fee based income juga turun 13,02% yoy dari Rp1,92 triliun pada 2022 menjadi Rp1,67 triliun pada 2023.
Bank Mega juga mencatatkan pembengkakan beban operasional lainnya dari Rp3,36 triliun pada 2022 menjadi Rp3,48 triliun pada 2023.