Bisnis.com, JAKARTA— PT Home Credit Indonesia (Home Credit) belum memiliki rencana untuk melantai di bursa atau Initial Public Offering (IPO) dalam waktu dekat.
Terlebih perseroan baru saja diakuisisi oleh konsorsium MUFG yang dipimpin Krungsri Bank dan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) atau Adira Finance pada awal Oktober 2023.
Chief Marketing & Digital Officer Home Credit Sheldon Chuan mengatakan untuk saat ini pihaknya masih fokus menjalin kerja sama dengan ekosistem MUFG untuk memperluas bisnisnya.
“Untuk sekarang tidak [IPO], karena kami kan baru diakuisisi oleh MUFG Oktober tahun lalu, jadi pemegang saham kita yang paling besar Krungsri Grup dari Thailand tapi pemiliknya juga MUFG dan pemegang saham di Indonesia Adira juga,” tutur Sheldon saat ditemui usai acara buka bersama Home Credit di Jakarta, Kamis (21/3/2024).
Sheldon mengatakan beberapa perusahaan di bawah MUFG Grup di Indonesia juga sudah lebih dulu melantai di bursa di antaranya Bank Danamon (BDMN) dan Adira Finance. Untuk pendanaan sendiri, Sheldon mengatakan perusahaan masih mengandalkan pinjaman bank hingga aset perseroan.
Sebelumnya, Home Credit mengumumkan pendanaan sebanyak US$100 juta atau sekitar Rp1,5 triliun dari MUFG Bank, Ltd., Jakarta Branch pada Desember silam. Adapun pendanaan tersebut sepenuhnya digunakan untuk pembiayaan berbasis Environment, Social, and Governance (ESG). Pendanaan ini merupakan pendanaan perdana pasca akuisisi Home Credit oleh konsorsium MUFG yang dipimpin Krungsi dan Adira Finance pada awal Oktober 2023.
Baca Juga
Untuk bisnis sendiri, Sheldon mengatakan Home Credit masih fokus terhadap beberapa inti bisnis perseroan di antaranya yakni pembiayaan tunai dan modal usaha, serta Buy Now Pay Later (BNPL). Selain itu pihaknya juga ingin memperluas pembiayaan di luar Pulau Jawa.
“Kami mau memperluas coverage ke Sulawesi dan Kalimantan. Kalau di Jawa sudah cukup, tapi kami tahu kita bisa lebih banyak di tempat lain.Kami juga baru saja buka di Sampit dua bulan lalu, dan kami baru mau buka di Ternate,” tuturnya.