Bisnis.com, JAKARTA - Laju pertumbuhan kredit maupun dana pihak ketiga (DPK) perbankan melambat seiring dengan momentum Pemilihan Umum 2024.
Berdasarkan laporan Analisis Uang Beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI), kredit yang disalurkan oleh perbankan pada Februari 2024 tercatat sebesar Rp7.047,1 triliun, tumbuh 11% secara tahunan (year-on-year/ YoY), melambat setelah bulan sebelumnya atau Januari 2024 tumbuh sebesar 11,5% YoY.
Pertumbuhan penyaluran kredit ke debitur korporasi pada Februari 2024 terpantau stagnan di level 13,3%. Adapun, penyaluran kredit ke debitur perorangan melambat dari 9,8% pada Januari 2024 menjadi 8,6% pada Februari 2024.
Selain soal kinerja perbankan, terdapat pula informasi komprehensif lainnya yang menjadi pilihan redaksi BisnisIndonesia.id pada Selasa (26/3/2024). Di antaranya adalah:
1. Jeratan Pinjol Gagalkan Generasi Muda Punya Rumah
Jeratan pinjaman online (pinjol) rupanya membuat masyarakat khususnya generasi muda semakin sulit memiliki rumah.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Real Estat Indonesia (DPP REI) Joko Suranto mengatakan masyarakat yang memiliki pinjaman online dan kolektabilitasnya tinggi akan sulit mendapatkan kredit perbankan termasuk kredit pemilikan rumah (KPR).
Dia menuturkan sebanyak 30% hingga 40% KPR subsidi dan non subsidi ditolak karena skor kredit calon nasabah buruk akibat terjerat pinjaman online.
2. Untung Rugi Peralihan Status Bandara Internasional RI
Kurang dari sepekan setelah Presiden Joko Widodo meresmikan Bandara Singkawang di Kabupaten Singkawang Kalimantan Barat, pemerintah mulai menggaungkan kembali rencana penghapusan status internasional di sejumlah bandar udara di Tanah Air.
Rencana ini disebut sebagai upaya Negara untuk mengoptimalkan layanan di bandara. Langkah tersebut bakal mengurangi status bandara internasional yang saat ini mencapai 32 pelabuhan udara.
Dalam catatan Bisnis pada (2/2/2023), Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan rencana tersebut dikemukakan dalam sebuah rapat yang membahas industri pariwisata bersama dengan Presiden Joko Widodo.
3. APBN Surplus Tapi Penerimaan Melamban per Maret 2024
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati kembali melaporkan bahwa kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga 15 Maret 2024 tetap solid dengan surplus mencapai Rp22,8 triliun.
“Posisi APBN masih surplus Rp22,8 triliun atau 0,1% dari PDB, dengan keseimbangan primer juga surplus Rp132,1 triliun,” tuturnya dalam Konferensi Pers APBN Kita edisi Maret, Senin (25/3/2024).
Bendahara Negara menjelaskan hingga periode tersebut tercermin dari pendapatan negara yang mencapai Rp493,2 triliun atau 17,6% dari target.
4. Taktik Pemerintah Redam Harga Pangan Tinggi Jelang Lebaran
Sejumlah komoditas pangan masih mengalami kenaikan harga di pekan ke-3 Ramadan. Pemerintah diminta tetap waspadai lonjakan harga jelang Idulfitri 2024.
Deputi Bidang Statistika Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengatakan secara nasional terdapat 325 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan indeks perkembangan harga (IPH). Jumlah itu naik dibandingkan periode pekan terakhir Februari 2024 sebanyak 240 kabupaten/kota.
Adapun 10 wilayah yang mengalami kenaikan IPH tertinggi di pekan ke-3 Ramadan, antara lain Bolaang Mongondow Timur (Sulawesi Utara), Pesisir Selatan (Sumatra Barat), Bitung (Sulawesi Utara), Bone Bolango (Gorontalo), Bolaang Mangondow (Sulawesi Utara), Minahasa (Sulawesi Utara), Poso (Sulawesi Tengah), Kupang (NTT), Luwu Utura (Sulawesi Selatan), Musi Rawas Utara (Sumatra Selatan).
5. Menanti Titik Balik Kinerja Bank Usai Lesu di Bulan Pemilu Februari 2024
Aktivitas nasabah perbankan sepanjang Februari 2024 lalu cenderung lesu di tengah fokus masyarakat terhadap pesta demokrasi Pemilihan Umum 2024. Bank laju pertumbuhan kredit maupun dana pihak ketiga (DPK) perbankan terlihat melambat.
Berdasarkan laporan Analisis Uang Beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI), kredit yang disalurkan oleh perbankan pada Februari 2024 tercatat sebesar Rp7.047,1 triliun, tumbuh 11% secara tahunan (year-on-year/ YoY), melambat setelah bulan sebelumnya atau Januari 2024 tumbuh sebesar 11,5% YoY.
Pertumbuhan penyaluran kredit ke debitur korporasi pada Februari 2024 terpantau stagnan di level 13,3%. Adapun, penyaluran kredit ke debitur perorangan melambat dari 9,8% pada Januari 2024 menjadi 8,6% pada Februari 2024.