Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mayapada Internasional Tbk. (MAYA) milik konglomerat Dato' Sri Tahir mencatatkan laba bersih Rp22,10 miliar pada 2023, tergerus 14,98% secara tahunan dibandingkan sebelumnya Rp26 miliar pada 2022.
Berdasarkan laporan keuangan, Bank Mayapada mencatatkan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) Rp2,15 triliun pada 2023, tumbuh 5,16% dari periode sebelumnya Rp2,04 triliun pada 2022.
Namun, sejumlah pos pendapatan menurun dan beban membengkak. Tercatat, pendapatan berbasis komisi (fee based income) turun 10,15% menjadi Rp11,48 miliar pada 2023, dari sebelumnya Rp12,77 miliar pada 2022.
Kemudian, beban tenaga kerja naik 22,16% menjadi Rp848,83 miliar pada 2023 dari sebelumnya Rp694,84 miliar pada 2022.
Beban promosi dan beban lainnya juga meningkat masing-masing sebesar 19,87% menjadi Rp57,6 miliar dan 26,96% menjadi Rp1,21 triliun pada 2023.
MAYA juga mengalami peningkatan tipis rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dari 99,32% ke 99,4%. Makin besar rasio BOPO menunjukkan makin tidak efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
Baca Juga
Dari sisi intermediasi, Bank Mayapada telah menyalurkan kredit Rp103,53 triliun pada 2023, naik 9,53% dibanding periode sebelumnya Rp94,52 triliun pada 2022. Aset bank juga naik 4,51% menjadi Rp141,49 triliun pada 2023, dari sebelumnya Rp135,38 triliun pada 2022.
Seiring dengan peningkatan kredit, kualitas aset bank mulai membaik. Tercatat, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross turun menjadi 3,77% dari sebelumnya 4,7%. Kemudian, NPL nett juga susut ke level 2,94% dari 3,36%.
Dari sisi pendanaan, Bank Mayapada telah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) Rp116,6 triliun pada 2023, naik tipis 1,5% dari sebelumnya Rp114,87 triliun pada 2022.
Sementara, dana murah (current account saving account/CASA) Bank Mayapada tumbuh 17,17% menjadi Rp16,47 triliun dibanding sebelumnya Rp14,05 triliun