Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Hari Ini (16/4) Turun Tajam Tersulut Perang Iran-Israel, Bagaimana Prospek Saham Perbankan di RI?

Memanasnya tensi geopolitik di Timur Tengah antara Iran dan Israel menjadi salah satu faktor penyebab rontoknya kinerja harga saham emiten bank Tanah Air.
Ilustrasi karyawan mengamati pergerakan harga saham. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Ilustrasi karyawan mengamati pergerakan harga saham. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA -- Memanasnya tensi geopolitik di Timur Tengah antara Iran dan Israel menjadi salah satu faktor penyebab rontoknya kinerja harga saham emiten bank Tanah Air pada perdagangan usai libur Lebaran, Selasa (16/4/2024). Lantas, seperti apa prospeknya ke depan?

Berdasarkan data RTI Business, harga saham Bank Mandiri (BMRI) turun 2,93%, ditutup di level Rp6.625 pada perdagangan hari ini. Harga saham BCA (BBCA) juga turun 3,56% ke level Rp9.475 dalam 24 jam terakhir.

Lalu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencatatkan penurunan harga saham 5,31% ke level Rp5.350. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mencatatkan penurunan harga saham 1,89% ke level Rp5.200 pada hari ini. 

Selain bank jumbo, sejumlah emiten bank kelas kedua seperti PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) mencatatkan penurunan harga saham 3,81% ke level Rp2.020. Harga saham PT Bank Mega (MEGA) juga turun 1,46% ke level Rp5.075. 

Kemudian, harga saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) juga turun 5,56% ke level Rp2.550. Lalu, harga saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) juga turun 6,67% ke level Rp1.400.

Penurunan harga saham juga dilanjutkan oleh kelompok bank KBMI I, yakni PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) yang turun 0,24% ke level Rp4.190. Disusul oleh PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) milik taipan James Riady yang turun 5,92% ke level Rp795. 

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan menyebut dengan terjadi konflik Iran dengan Israel membuat investor meninggalkan saham-saham perbankan dan beralih meningkatkan portofolio ke saham sektor komoditas, seperti batu bara hingga minyak. 

“[Investor meninggalkan saham bank] karena ada ekspektasi bahwa akan terganggunya supply energi dunia karena konflik ini,” ujarnya pada Bisnis, Selasa (16/4/2024)

Adapun, dia menyebut penguatan kinerja saham perbankan ke depan akan tergantung pada rilis kuartal I/2024. 

Sementara itu, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus pun menyoroti merosotnya kinerja harga saham perbankan dipengaruhi sejumlah sentimen. Mulai dari, data change in nonfarm payrolls AS yang mengalami kenaikan dan level pengangguran di Amerika yang mengalami penurunan.

Adapun, faktor sentimen yang ketiga adalah inflasi di Amerika yang mengalami kenaikkan serta melesetnya prediksi penurunan tingkat suku bunga The Fed dari yang semula Juni menjadi September atau bahkan Desember 2024.

Lebih lanjut, hal yang membuat lesunya kinerja saham bank lantaran naiknya tensi geopolitik akibat perang tambahan antara Iran dan Israel. 

Eskalasi perang yang berpotensi meningkat juga dinilai menghamburkan proyeksi pemulihan ekonomi global.

Meski begitu, dirinya menilai prospek saham perbankan masih baik untuk jangka panjang, namun untuk jangka pendek akan mengalami koreksi seiring dengan sentimen negative yang ada di pasar. 

“Akan tetapi potensi valuasi di masa yang akan datang masih sangat baik,” tutur Maximilianus Nico Demus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper