Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank HSBC Indonesia optimistis bisnis wealth management perseroan mampu bertumbuh serta memiliki prospek yang baik di tengah tren penguatan dolar.
Wealth and Personal Banking Director HSBC Indonesia Lanny Hendra mengatakan meski terjadi fluktuasi pada makroekonomi, akan tetapi rencana keuangan nasabah akan tetap berjalan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan individu mereka.
“Kalau ngomongin dampak ekonomi akan selalu ada, tapi semua tergantung kebutuhan [nasabah]. Tahun ini [2024] continue to strong,” ujarnya dalam agenda Peluncuran “Premier Legacy Assurance”, Kamis (18/4/2024).
Saat ini dia menyebut komposisi nasabah Premier HSBC Indonesia imbang antara generasi milenial dan generasi baby boomer. Adapun, instrumet atas pengelolaan dana wealth management masih didominasi oleh mata uang rupiah.
“Next generasi [yang lebih muda] juga sudah mulai masuk [wealth management]. Itu karena warisan. Jadi segmen ini bakal tumbuh,” ucapnya.
Lebih lanjut, untuk bisa terus menumbuhkan segmen Premier, HSBC Indonesia terus menggenjot inovasi yang disesuaikan pada kebutuhan eksisting nasabah.
Baca Juga
Terbaru HSBC Indonesia bersama PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life) meluncurkan produk perlindungan finansial, dengan bentuk warisan bagi nasabah HSBC Premier.
Head of Wealth Development & Wealth Sales HSBC Indonesia Verawaty Zhao menyebut tujuan awal peluncuran produk Premier Legacy Assurance ini lantaran warisan masih menjadi hal yang jarang dibicarakan
“Nasabah kebanyakan berbicara untuk meningkatkan kekayaan, tapi aspek warisan selalu ditinggalkan. Lalu, bisa dikatakan tidak banyak pemain yang mengcover legacy di market ini,” ujarnya.
Sehingga, menurutnya ini menjadi peluang besar bagi HSBC untuk melayani kebutuhan nasabah di pasar secara keseluruhan.
Saat dihubungi terpisah, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan pengaruh atas pelemahan rupiah terhadap wealth management perbankan tidak akan memberi dampak langsung.
"Akan tetapi, apabila dampak dari pelemahan rupiah adalah kenaikan suku bunga dan diikuti kenaikan bunga deposito tentu harapannya simpanan dalam bentuk deposito juga akan bertambah," ujarnya pada Bisnis, Kamis (18/4/2024)
Sebagaimana diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka menguat ke level Rp16.176,5 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis (18/4/2024).
Rupiah menguat di tengah stagnannya dolar AS. Mengutip data Bloomberg pukul 09.01 WIB, rupiah dibuka menguat 0,27% ke Rp16.176,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS stagnan pada level 105,94.
Sebelumnya, Analis Pasar Uang Lukman Leong melihat prospek rupiah ke depannya masih akan tertekan oleh dolar AS yang menguat. Menurut Lukman, penguatan dolar AS masih akan berlangsung panjang.
"Penguatan dolar AS masih akan panjang tercermin dari pernyataan yang hawkish dari kepala The Fed Jerome Powell semalam jika mereka belum bisa menurunkan suku bunga karena inflasi yang masih tinggi," kata Lukman, Rabu (17/4/2024).