Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba BTN Syariah Rp164,1 Miliar, Melonjak 56,1% di Tengah Proses Merger dengan Mualamat

BTN Syariah, yang dikabarkan akan merger dengan Bank Muamalat, membukukan laba Rp164,1 miliar atau melonjak 56,1% yoy.
Suarana di konter syariah Bank BTN. / Bisnis-Dedi Gunawan
Suarana di konter syariah Bank BTN. / Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA -- Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN), BTN Syariah, mencatatkan laba bersih sebesar Rp164,1 miliar pada kuartal I/2024.

Capaian BTN Syariah, yang dikabarkan akan dilebur dengan Bank Muamalat itu melonjak 56,1%, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp105,1 miliar. 

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan angka tersebut kenaikan laba bersih BTN Syariah ditopang penyaluran pembiayaan yang meningkat 20% menjadi Rp39,1 triliun pada kuartal I/2024, dibandingkan dengan Rp32,6 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

“Pertumbuhan dobel digit juga terlihat di penghimpunan dana pihak ketiga [DPK] BTN Syariah, yang mencapai 20,3% menjadi Rp42,9 triliun,” ujarnya dalam Paparan Kinerja Kuartal I/2024, Kamis (25/4/2024).

Dengan peningkatan pembiayaan dan simpanan, BTN Syariah pun membukukan peningkatan aset menjadi Rp54,8 triliun pada kuartal I/2024, naik 17,9% yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp46,5 triliun.

“BTN Syariah terus bertumbuh secara konsisten sebagai pemain kuat di salah satu ceruk bisnis yang sangat menarik di pasar perumahan domestik,” katanya. 

Sementara itu, raupan laba bersih BTN Syariah ini turut menopang perolehan laba bersih BTN. Tercatat, pada laba bersih BTN mencapai Rp860 miliar pada kuartal I/2024, naik 7,4% dari Rp801 miliar pada kuartal I/2023.

Nixon menuturkan kredit dan pembiayaan perumahan masih menyumbang porsi mayoritas sekitar 85% dari seluruh kredit dan pembiayaan yang disalurkan perseroan. 

Selama kuartal I/2024, total kredit dan pembiayaan perumahan mencapai Rp292,7 triliun naik 10,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp264,5 triliun. 

Dari jumlah tersebut penyaluran KPR Subsidi masih menjadi yang terbesar mencapai Rp167 triliun, naik 12,3% pada kuartal I/2024 dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp148,6 triliun. Sementara, KPR Non-Subsidi naik 11,2% menjadi Rp98,8 triliun dari Rp88,8 triliun pada kuartal I/2023.

“Strategi kami membidik lebih banyak penyaluran KPR Non-Subsidi ke segmen menengah ke atas sudah mulai menunjukkan hasil. 

Adapun, untuk KPR dengan ticket size di atas Rp750 juta pada kuartal I/2024, dengan total penyaluran mencapai Rp1,05 triliun, tumbuh 176,6% yoy dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp380 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper