Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cadangan Devisa Diproyeksi Anjlok Lagi, Ekonom Wanti-wanti Hal Ini

Ekonom mengingatkan posisi cadangan devisa Indonesia bisa anjlok lagi hingga semester I/2024.
Ilustrasi cadangan devisa Indonesia dalam mata uang dolar AS/Dok. Bank Indonesia
Ilustrasi cadangan devisa Indonesia dalam mata uang dolar AS/Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA – Posisi Cadangan devisa Indonesia diperkirakan masih berpotensi terus anjlok hingga akhir semester I/2024.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), cadangan devisa telah mengalami penurunan sejak awal 2024, di mana posisi cadangan devisa pada Januari 2024 adalah sebesar US$145,1 miliar.

Pada akhir April 2024, posisi cadangan devisa tercatat turun menjadi sebesar US$136,2 miliar, turun dari posisi Maret 2024 yang sebesar US$140,4 miliar.

Penurunan posisi cadangan devisa pada periode tersebut antara lain dipengaruhi oleh  pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyampaikan bahwa risiko terkait dengan perkembangan global yang tidak menentu masih perlu menjadi perhatian sepanjang semester pertama 2024 ini. 

Menurutnya, sentimen risk-off yang sedang berlangsung di tengah skenario higher-for-longer atau suku bunga di Amerika Serikat (AS) yang masih dipertahankan tinggi dalam waktu yang lebih lama, akan terus menghambat aliran masuk dana asing ke Indonesia.

Kondisi ini, kata Josua, masih mengharuskan bank sentral melakukan upaya stabilisasi nilai tukar rupiah. 

“Selain itu, penurunan surplus perdagangan akibat normalisasi harga komoditas dan melemahnya perekonomian negara-negara mitra dagang utama, di samping permintaan domestik Indonesia yang masih cukup kuat, menimbulkan risiko pelebaran defisit transaksi berjalan,” katanya kepada Bisnis, Rabu (8/5/2024).

Josua menambahkan faktor musiman seperti pembayaran kupon dan dividen kepada non-residen, yang biasanya mencapai puncaknya pada kuartal kedua setiap tahun, juga akan berkontribusi pada pelebaran defisit transaksi berjalan. 

“Semua faktor ini diperkirakan akan mengurangi cadangan devisa di semester I/2024,” kata Josua.

Adapun, Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Fadjar Majardi mengatakan posisi cadangan devisa pada April 2024 setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. 

“BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper