Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Simpanan Nasabah di Bank Kembali Melimpah, Apa Penyebabnya?

Bank Indonesia (BI) melaporkan kinerja penghimpunan DPK pada April 2024 tercatat sebesar Rp8.376,1 triliun, tumbuh 8,14% secara tahunan (year on year/yoy).
Ilustrasi simpanan di bank. /Freepik
Ilustrasi simpanan di bank. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Simpanan nasabah di bank atau raupan dana pihak ketiga (DPK) perbankan mencatatkan pertumbuhan pesat pada awal tahun ini. Pasalnya, ada peran dari nasabah korporasi yang mulai bergeliat. 

Bank Indonesia (BI) melaporkan kinerja penghimpunan DPK pada April 2024 tercatat sebesar Rp8.376,1 triliun, tumbuh 8,14% secara tahunan (year on year/yoy).

"[Pertumbuhannya] lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya," tulis BI dalam laporan Analisis Uang Beredar yang baru dirilis pada Senin (27/5/2024). Pada bulan sebelumnya atau Maret 2024, DPK tumbuh 7,49% yoy.

Pertumbuhan DPK perbankan kali ini juga dinilai pesat jika ditarik ke belakang. Pada April 2023 pertumbuhan DPK bank berada di angka 7%. Bahkan, pada Oktober dan November 2023, DPK perbankan hanya tumbuh di kisaran 3% secara tahunan.

Perkembangan DPK bank pada April 2024 dipengaruhi oleh pertumbuhan DPK dari nasabah korporasi yang tumbuh pesat 15,3% yoy, dari bulan sebelumnya yang tumbuh 12,5%.

Adapun, DPK nasabah perorangan hanya tumbuh 2,3% yoy pada April 2024, melambat dibandingkan bulan sebelumnya 3,2% yoy.

Berdasarkan jenis simpanannya, pertumbuhan paling pesat terjadi pada jenis simpanan giro yang tumbuh 11,2% yoy, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya 8,6%.

Pada jenis simpanan berjangka atau deposito tumbuh 8,7% yoy pada April 2024, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya 7,8%.

Sementara, jenis simpanan tabungan malah terjadi perlambatan, dari 5,8% pada Maret 2024, menjadi 4,8% pada April 2024.

Sebelumnya, Deputi Gubernur BI Juda Agung mengatakan pertumbuhan DPK paling tinggi memang disumbang oleh simpanan nasabah korporasi. "Artinya korporasinya profitable, mereka punya ekses dananya ditempatkan di DPK," ujarnya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada pekan lalu (22/5/2024).

Adapun, raupan DPK perbankan pada April 2024 mampu menopang laju kredit yang juga melesat. Tercatat, penyaluran kredit pada April 2024 sebesar Rp7.247,7 triliun, tumbuh 12,3% yoy.

Pertumbuhan kredit terjadi pada semua sektor baik manufaktur, pertambangan, hingga jasa usaha. "Ini artinya ekonomi terus menggeliat," jelas Juda.

Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa juga memperkirakan pertumbuhan DPK akan segera membaik lagi pada tahun ini setelah akhir tahun lalu lesu. Pada periode akhir tahun lalu, DPK perbankan hanya tumbuh di kisaran 3%. 

"Uang di paruh kedua akan lebih banyak beredar di sistem. Ekonomi bergerak, simpanan makin tinggi," ujar Purbaya dalam acara Konferensi Pers Penetapan Tingkat Suku Bunga Penjaminan LPS pada awal tahun ini (30/1/2024). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper