Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ancang-Ancang Perbankan Pasang Target KPR di Tengah Kebijakan Perluasan Iuran Tapera

Sederet perbankan kian bergeliat menumbuhkan bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) di tengah beragam stimulus pemerintah, termasuk iuran Tapera yang diperluas.
Calon pembeli mencari informasi tentang rumah subsidi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (18/1/2023). Pembelian unit KPR FLPP dapat dilakukan melalui dana Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). - Bisnis/Arief Hermawan P.
Calon pembeli mencari informasi tentang rumah subsidi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (18/1/2023). Pembelian unit KPR FLPP dapat dilakukan melalui dana Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). - Bisnis/Arief Hermawan P.

Bisnis.com, JAKARTA - Sederet perbankan kian bergeliat menumbuhkan bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) di tengah beragam stimulus pemerintah, termasuk iuran tabungan perumahan rakyat (Tapera) yang kian diperluas dengan melibatkan pekerja swasta.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) menilai saat ini prospeknya penyaluran KPR bakal positif hingga akhir tahun. Tercatat, pihaknya menargetkan pertumbuhan KPR sekitar 10%.

Corporate Secretary BTN Ramon Armando menyebut hal ini didorong adanya perpanjangan stimulus pemerintah di bidang perumahan, yang mendorong permintaan rumah pada tahun 2023 dan kuartal I/2024. 

Menurutnya, besarnya dukungan Pemerintah dapat terlihat pada pertumbuhan KPR Nasional hingga kuartal I/2024 telah tumbuh mencapai 12,4% yoy. 

“Untuk BTN sendiri baik KPR Subsidi maupun KPR Non Subsidi naiknya juga signifikan masing-masing double digit,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (3/6/2024).

Adapun, di tengah suku bunga acuan yang menanjak, pihaknya masih terus mengkaji, akan tetapi saat ini perseroan belum memutuskan untuk menaikkan suku bunga.

Lebih lanjut, dalam menggenjot KPR Non Subsidi tahun ini, pihaknya melakukan penambahan sales center KPR BTN dengan meresmikannya di tiga kota yakni Bandung, Medan dan Makassar. 

“Sebelumnya pada tahun lalu kami melakukan peresmian sales center KPR BTN di tiga kota yakni Jakarta, Surabaya dan Tangerang. Sales Center ini telah membuat pertumbuhan realisasi KPR Non Subsidi naik signifikan pada April 2024 saja mencapai 31,58%,” ucapnya. 

Selanjutnya, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) atau Bank BJB juga menilai permintaan KPR masih cukup baik. Secara posisi per 31 Maret 2024 BJB mencatatkan pertumbuhan 14% yoy.

Lebih lanjut, untuk mendukung pertumbuhan, BJBR kian memperluas kerja sama dengan secara selektif dengan para developer. 

“Proyeksi pertumbuhan KPR sekitar 9-11% yoy di akhir tahun,” ujar Direktur Utama BJBR Yuddy Renaldi pada Bisnis, Senin (3/6/2024).

Saat disinggung terkait suku bunga acuan, saat ini, BJB juga belum memiliki rencana perubahan suku bunga dalam waktu dekat.

“Tentunya untuk suku bunga ini, kami akan mengikuti perkembangan pasar dan suku bunga acuan yg berlaku dengan tetap memperhatikan kemampuan bayar debitur,” ujarnya. 

Di sisi lain, komentar menarik datang dari PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) belum, meski belum memiliki produk KPR, akan tetapi perseroan menilai secara umum Tapera dapat memberikan keuntungan bagi perbankan baik dari sisi funding dan lending.

Direktur Kepatuhan Bank Oke Efdinal Alamsyah mengatakan hal ini lantaran Tapera memobilisasi dana yang cenderung lebih stabil, karena peserta membayar kontribusi secara berkala dan jangka panjang. Sedangkan dari sisi lending, dana dari Tapera dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan portofolio KPR Bank. 

“Namun [semua] tergantung bagaimana implementasi program dan manajemen dana tersebut oleh BP Tapera,” ucapnya pada Bisnis

Efdinal menuturkan ini juga tergantung dengan dukungan regulasi yang ada, sehingga Tapera dapat menjadi instrumen yang efektif dalam mendukung pembiayaan perumahan dan memperkuat sektor perbankan.

Komentar Pengamat

Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai jelang perluasan implementasi iuran Tapera, menurutnya, perbankan bakal belum merasakan dampaknya dalam waktu dekat.

"Yang terjadi [saat ini] masih banyak terjadi penolakan dari masyarakat dengan program Tapera," ujarnya pada Bisnis. 

Meski demikian, dia memproyeksikan perbankan akan mendapatkan keuntungan, bila dana Tapera mengendap dan dapat dikelola bank.

Pada saat dihubungi terpisah, Direktur Segara Research Institut Piter Abdullah turut menilai dengan perluasan kewajiban peserta Tapera, maka penyaluran kredit diharapkan dapat meningkat.

 “Tapi perluasan Tapera baru dilaksanakan 2027. Jadi untuk 2024 – 2026, pertumbuhan kredit KPR belum akan ada perubahan berarti, yakni tumbuh secara relatif sama,” ujarnya pada Bisnis.

Adapun, kata Piter, sejauh ini BP Tapera menyediakan tiga skema pembiayaan perumahan bagi peserta, yaitu Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Pembangunan Rumah (KBR), dan Kredit Renovasi Rumah (KRR).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper