Bisnis.com, JAKARTA — PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk. (MREI) atau Marein menargetkan peningkatan laba sebanyak 33% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada 2024.
Pada 2023, perusahaan reasuransi tersebut telah mencatatkan laba sebanyak Rp61,36 miliar.
“Sampai akhir tahun [2024], kami memiliki proyeksi untuk premi naik sekitar 10%, dan laba tahun berjalan [meningkatnya] sekitar 33%,” kata Direktur Kepatuhan Tamara Arista Salim dalam Public Expose di Plaza Marein, kawasan Sudirman, Jakarta Selatan Kamis (27/6/2024).
Sementara untuk menggenjot pertumbuhan tersebut, Direktur Independen MREI Trinita Situmeang mengatakan ada beberapa strategi yang akan diterapkan perusahaan di antaranya dengan menerapkan implementasi governance, risk, and compliance (GRC), menjaga portofolio, dan tetap mengutamakan kepuasan pelanggan.
“Kemudian Marein juga tentunya mendukung proses yang ada di dalamnya dengan mengadopsi ataupun menggunakan teknologi informasi yang mumpuni untuk menunjang operasional perusahaan,” kata Trinita dalam Public Expose di Plaza Marein, kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (27/6/2024).
Tidak hanya sampai disitu, untuk mendukung bisnis, Trinita mengatakan pihaknya juga mempersiapkan talenta melalui pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM). Pihaknya juga turut mempersiapkan infrastruktur dari talent management untuk mengakomodir perubahan ataupun perkembangan zaman.
Baca Juga
“Kemudian kami juga mempersiapkan diri untuk menghadapi standar akuntansi yang baru. Di mana ini kami percaya akan merubah pola baik cara kita mendapatkan bisnis, mengelola bisnis maupun cara berinteraksi dengan klien kami,” ungkapnya.
Terakhir, pihaknya juga tengah mempersiapkan spin off untuk unit usaha syariah (UUS) perusahaan demi mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan dan sumber probabilitas di masa mendatang.
Pada 2023, MREI meraih laba bersih sebanyak Rp61,36 miliar, yang meningkat 63,24% YoY dari periode sebelumnya. Peningkatan tersebut didorong oleh pertumbuhan pendapatan underwriting.
Perseroan membukukan pendapatan underwriting sebesar Rp 1,80 triliun, meningkat Rp209,48 miliar atau 13,21% YoY dibandingkan pada 2022 yang tercatat senilai Rp1,59 triliun.
Tingkat kesehatan finansial dilihat dari rasio solvabilitas atau risk based capital (RBC) tercatat mencapai 247,99% yang mana berada di atas ambang batas yang ditetapkan OJK yakni 120%. Perseroan juga memutuskan untuk membagikan dividen kepada pemegang saham sebesar Rp7,77 miliar atau sebesar 12,66% dari laba bersih.