Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menangkap Sinyal Penurunan BI Rate dari Bank Indonesia

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan ruang penurunan suku bunga sejalan dengan perkembangan kondisi FFR di Amerika Serikat.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) didampingi Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kanan) dan Deputi Gubernur Doni Primanto Joewono memberikan pemaparan dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Rabu (22/5/2024). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) didampingi Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kanan) dan Deputi Gubernur Doni Primanto Joewono memberikan pemaparan dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Rabu (22/5/2024). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyatakan terus memantau perkembangkan kebijakan bank sentral AS atau The Fed dan melihat terdapat peluang penurunan Fed Fund Rate (FFR) lebih cepat. BI pun tidak mengubah rencana penurunan bunga acuan BI Rate pada kuartal akhir tahun ini.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan ruang penurunan suku bunga sejalan dengan perkembangan kondisi FFR di Amerika Serikat. "Arah BI Rate akan turun kemungkinan masih sama, yaitu pada kuartal IV/2024, dan kemungkinan [penurunan] FFR memang maju," ungkapnya dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Rabu (17/7/2024).

Terkini, BI melihat The Fed membuka peluang penurunan FFR lebih cepat dari semula Desember 2024 menjadi November 2024. Bahkan, sejumlah pihak memperkirakan penurunan bunga acuan global terjadi pada September tahun ini.

Kendati demikian, Perry menyatakan BI tidak melihat penurunan akan secepat itu. "Kami belum berani mengatakan akan maju ke September, meskipun pasar ada yang memperkirakan ke September," ujarnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa kondisi ekonomi global, dalam hal ini inflasi di AS yang lebih rendah dari perkiraan mendorong proyeksi penurunan FFR yang lebih cepat. Selain itu, perkiraan ekonomi global yang tumbuh sebesar 3,2% sesuai prakiraan didorong AS dan Eropa.

Pertumbuhan ekonomi AS tetap baik ditopang oleh konsumsi dan stimulus fiskal. Ekonomi Eropa diprakirakan tumbuh lebih tinggi didorong oleh perbaikan ekspor dan investasi.

Sementara itu, ekonomi China belum kuat dipengaruhi lemahnya permintaan domestik. Inflasi AS pada bulan Juni 2024 lebih rendah dari prakiraan dipengaruhi oleh inflasi energi dan perumahan yang menurun.

“Hal ini mendorong perkiraan penurunan suku bunga kebijakan AS FFR dapat lebih cepat dari perkiraan sebelumnya pada akhir 2024,” jelasnya.

Perry bersama jajaran dewan gubernur akan terus memantu kondisi FFR. Selain itu, juga terhadap US Treasury, serta kinerja dolar AS. Dirinya mengaku tidak dapat memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai ruang-ruang penurunan BI Rate tahun ini.

Dalam kesempatan berbeda, Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede melihat peluang penurunan BI Rate baru akan muncul jika The Fed merealisasikan pemangkasan FFR.

Ke depan, arah kebijakan moneter BI terkait BI Rate akan sangat bergantung pada perkembangan kondisi ekonomi dan politik global, terutama di AS.

Oleh karena itu, Josua terus mengantisipasi bahwa BI akan mempertahankan BI Rate di level saat ini, yakni 6,25% hingga akhir 2024.

“Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan penurunan BI-rate dapat terjadi di kuartal I/2025,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (17/7/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper