Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MUFG Siapkan Rp1,6 Triliun untuk Borong Sisa Saham Mandala Finance (MFIN)

Bank asal Jepang, MUFG Bank Ltd., mengumumkan menggelar tender wajib saham Mandala Finance (MFIN) di harga Rp3.297 per lembar.
Logo Mandala Finance./Istimewa
Logo Mandala Finance./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Bank asal Jepang, MUFG Bank Ltd., menyiapkan Rp1,69 triliun untuk memborong sisa saham PT Mandala Multifinance Tbk. (MFIN). Kepastian nilai akuisisi sisa saham publik itu, setelah perusahaan keuangan raksasa dari negeri Matahari Terbit itu mengumumkan melaksanakan tender offer sisa saham MFIN di Rp3.297 per lembar.

"Pemegang saham yang ditawarkan memperhatikan pasal 7 ayat (1) huruf b POJK No. 9/2018, dengan harga penawaran tender wajib sebesar Rp3.297 per saham," tulis perusahaan dalam prospektus yang diterbitkan di Bisnis Indonesia edisi Senin (22/7/2024).

Disebutkan tender sukarela dijalankan setelah MUFG dan Adira Finance rampung melakukan akuisisi Mandala Finance pada 13 Maret 2024. Kepemilikan MUFG dan cucu usahanya itu melalui Bank Danamon secara berurutan sebesar 70,16% dan 10%.

"Sampai dengan tanggal keterbukaan informasi ini, saham perusahaan sasaran terdiri atas 2,65 miliar saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dan tercatat di BEI.

MUFG menargetkan tender sukarela rampung dalam waktu 30 hari. Perinciannya, periode penawaran pada 23 Juli - 21 Agustus 2024. Sedangkan tanggal terakhir pembayaran pada 28 Agustus 2024.

Dijelaskan juga MUFG belum memutuskan apakah setelah tender offer akan menjadikan Mandala Finance perusahaan tertutup atau tetap menjadi perusahaan terbuka. Namun demikian, jika aksi korporasi lanjutan dilakukan, perusahaan memastikan akan mematuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Transaksi ini akan difasilitasi oleh PT Sinartama Gunita yang beralamat di Plaza Bil Tower.

Kinerja Mandala Finance (MFIN)
Sementara itu, dalam catatan Bisnis, Mandala Multifinance (MFIN) atau Mandala Finance telah menyalurkan pembiayaan sebanyak Rp3,2 triliun pada semester I/2024. Angka tersebut meningkat 17% secara tahunan (year-on-year/yoy) apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Managing Director Mandala Finance Christel Lesmana melihat kenaikan penyaluran pembiayaan tersebut lantaran adanya kebutuhan masyarakat yang perlu didukung untuk terus bertumbuh dan maju, terutama bagi masyarakat yang belum tersentuh sektor perbankan.

“Ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan permintaan terhadap pembiayaan semakin meningkat,” kata Christel kepada Bisnis pekan lalu (11/7/2024).

Christel mengatakan sampai dengan saat ini kontributor terbesar dalam pembiayaan Mandala Finance masih didominasi oleh pembiayaan motor baru dan bekas. Selain itu, dia mengungkapkan pembiayaan multiguna untuk berbagai kebutuhan, salah satunya sebagai modal kerja sektor produktif UMKM khususnya segmen usaha yang berskala mikro dan kecil.
Sejalan dengan outlook positif dari OJK terkait pertumbuhan industri pembiayaan sebesar 10-11%, Christel mengatakan pihaknya terus optimis dengan proyeksi pertumbuhan dua digit dalam penyaluran pembiayaan kepada masyarakat tahun ini.

Untuk terus meningkatkan pembiayaan dan keberlanjutan, pihaknya akan tetap fokus pada pertumbuhan jangka panjang perusahaan melalui penyaluran pembiayaan dengan prinsip kehati-hatian yang tepat sasaran untuk menjaga portofolio bisnis yang sehat. “Serta diversifikasi portofolio, peningkatan inovasi teknologi dalam produk dan layanan untuk menjawab berbagai kebutuhan pelanggan,” kata Christel.

Sementara itu pada 2023, Mandala Finance telah menyalurkan pembiayaan sebanyak Rp5,5 triliun. Angka tersebut meningkat 5,76% yoy apabila dibandingkan Rp5,2 triliun pada 2022. Dari sisi kinerja, Mandala Finance meraup laba sebanyak Rp422 miliar per 31 Desember 2023. Angka tersebut turun 35,8% yoy apabila dibandingkan dengan laba pada 2022 yang mencapai Rp658 miliar.

Penurunan laba tersebut disebut lantaran efek jangka panjang pandemi Covid-19. Di mana mempengaruhi kemampuan bayar konsumen Mandala Finance. Meskipun sudah mulai ada pemulihan dan kebangkitan usaha mikro, namun masih ada beberapa konsumen yang masih terpengaruh efek jangka panjang pandemi Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper