Bisnis.com, JAKARTA— PT Adira Dinamika Multi Finance (ADMF) atau Adira Finance mencatatkan laba periode berjalan sebanyak Rp765 miliar pada semester I/2024.
Berdasarkan laporan keuangan Adira Finance (ADMF) yang dirilis di keterbukaan informasi, perolehan laba tersebut turun sekitar 6,5% yoy dari perolehan laba perusahaan pada Juni 2023 yakni Rp818 miliar.
Direktur Keuangan Adira Finance, Sylvanus Gani Kukuh Mendrofa, mengatakan bahwa penurunan tersebut disebabkan oleh biaya dana dan biaya kredit yang naik.
“Untuk biaya operasional sepertinya ada improvement yang cukup baik, tetapi untuk biaya dana dan biaya kredit itu yang cukup menjadi pressure buat kami,” kata Gani saat ditemui usai Media Update Kinerja Keuangan Adira Finance Semester I/2024 di Jakarta pada Kamis (1/8/2024).
Terkait dengan biaya kredit atau beban kerugian kredit, Gani menjelaskan bahwa segmen menengah ke bawah yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) atau bisnisnya tidak berkembang cenderung tidak bisa melanjutkan cicilan. Mereka terpaksa harus mengembalikan unitnya ke Adira Finance dan sebagainya.
“Terjadilah kerugian kredit [di sana],” ujarnya.
Baca Juga
Terkait biaya dana, Gani mengatakan awalnya suku bunga diproyeksikan masih banyak terjadi repricing, tetapi tidak terjadi sesuai rencana. Adapun total pendapatan yang dimiliki perseroan mencapai Rp5 triliun yang mana naik 10,68% yoy dari Rp4,52 triliun pada Juni 2023. Sementara total beban yang ditanggung mencapai Rp4,04 triliun yang mana naik 16,3% yoy.
Gani menambahkan pihaknya masih melihat-lihat kondisi pada kuartal III/2024 terkait dengan tren perolehan laba sampai dengan akhir tahun 2024. Terlebih menurutnya tantangan pasar otomotif dan kemungkinan pengusaha masih wait and see masih ada karena Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak dilakukan pada semester II/2024.
“Kami semua mengira dengan satu putaran semua sudah beres. Ternyata wait and seenya kemungkinan lebih panjang,” katanya.
Diketahui, perolehan laba beberapa perusahaan multifinance cenderung turun pada semester I/2024. Misalnya saja PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN) atau Clipan Finance yang mencatatkan laba bersih periode berjalan sebanyak Rp128,2 miliar.
Angka tersebut turun 80,26% yoy dari Rp649,6 miliar pada Juni 2023. Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo mengatakan penurunan laba tersebut bukan tanpa alasan.
Menurutnya laba pada Juni tahun lalu meningkat tajam lantaran adanya recovery write off (WO) khusus sebanyak Rp500 miliar.
“Jadi ada kasus utang yang sudah hapus buku karena sudah lama sekali, tetapi asetnya masih di Clipan 2023, anak customer melakukan negosiasi untuk penyelesaiannya sehingga bisa selesai dan menjadi income,” kata Harjanto kepada Bisnis, pada Kamis (1/8/2024).
Dengan demikian, Harjanto mengatakan apabila tidak dibandingkan tidak apple to apple. Pada semester I/2024 laba yang Clipan Finance peroleh di luar recovery WO tersebut sekitar Rp149 miliar. Memang ada penurunan tetapi tidak terlalu signifikan apabila dibandingkan.
Harjanto menyebut penurunan tersebut pun karena memang pasar otomotif yang tengah turun. Serta adanya risiko pasar meningkat, di mana tingkat rejection meningkat atau kualitas customer baru tidak memenuhi kelayakan kredit.
Berikutnya PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) atau BFI Finance juga mencatatkan penurunan laba sebanyak 19,16% yoy menjadi Rp685 miliar. Pada Juni 2023, perusahaan mampu meraih laba sebanyak Rp848,3 miliar. Lalu PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) atau Mandala Finance yang mencatatkan penurunan 11,6% yoy menjadi Rp213,36 miliar pada Juni 2024, sementara pada Juni 2023 mencapai Rp241,54 miliar.
Selanjutnya, ada PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) atau CIMB Niaga Auto Finance yang mencatatkan laba bersih sebanyak Rp193,78 miliar atau turun 11,65% yoy dari Rp219,34 miliar pada Juni 2023.
Meskipun demikian, ada juga perusahaan multifinance yang mencatatkan laba pada periode Juni 2024. Seperti halnya PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) atau WOM Finance yang mencatatkan kenaikan laba sebanyak Rp97,27 miliar, yang mana naik 10,42% yoy dari sebelumnya Rp88 miliar.